Dampak Negatif e-Commerce yang Perlu Diwaspadai
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Maraknya sistem jual beli secara online via e-commerce, seakan menjadi ancaman baru bagi para pedagang toko offline. Persaingan bebas antar produsen, membuat pedagang kecil ini semakin tersisih.
Dalam Idjen Talk edisi 24 Maret 2021, Kasi Pengendalian dan Pengawasan Diskopindag Kota Malang Luh Putu Eka Wilantari mengatakan pemerintah perlu melakukan edukasi, baik ke penjual maupun pembeli. Ini untuk mengatasi persaingan tidak sehat di e-commerce.
“Khusus penjual, mereka harus mendapatkan edukasi untuk memahami UU No 5 tahun 1999, soal larangan monopoli. Harapannya, kalau mereka benar-benar paham soal aturan itu, nantinya bisa tercipta persaingan yang sehat,” terang Eka.
Baca juga :
Begitu pula dengan pembeli untuk lebih banyak membeli produk lokal ketimbang produk luar. Sementara itu, Dosen Teknik Informatika Universitas Brawijaya Diah Priharsari mengatakan dengan adanya e-commerce, sistem penjualan terkesan terbuka.
Di sana sesama penjual bisa melihat dengan bebas harga dari pesaing, dan bisa memodifikasi produk dari pesaing. Menurutnya yang perlu diwaspadai sekarang ini, adalah negara yang bisa memodifikasi produk lokal Indonesia.
“Dampaknya, negara itu bisa menjual produk dengan harga terendah, dan mengancam keberlangsungan produk asli Indonesia,” katanya.
Kabid Statistik Dan Persandian Diskominfo Kota Malang Bayu Widjaya menambahkan salah satu persaingan berbahaya di e-commerce, adalah praktik predatory pricing. Predatory pricing selalu mengacu pada kebiasaan menghancurkan harga.
“Pemerintah harus terus mendorong masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeri. Selain itu, masyarakat juga harus memahami kalau harga murah tidak selalu berkualitas buruk,” kata Bayu. (ER)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain :