Budaya dan PariwisataNews

Daftar Tempat Angker di Kota Malang, Pernah ke Sini?

Wisma Tumapel (detik.com/Muhammad Aminudin)
Wisma Tumapel (detik.com/Muhammad Aminudin)

CITY GUIDE FM – Memiliki julukan Swiss-nya Jawa, Kota Malang memang terkenal akan wisata alamnya. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Malang juga menyimpan tempat-tempat angker legendaris. Melansir berbagai sumber, berikut daftar tempat angker di Kota Malang :

Wisma Tumapel

Melansir Detik, dulunya tempat ini merupakan penginapan semasa Belanda. Penjaga Wisma Tumapel mengaku sering bertemu dengan makhluk gaib. Seperti perempuan berambut panjang, noni Belanda, anak kecil, dan derap langkah sepatu tentara.

Baca juga :

SMA Tugu Malang

Komplek SMA Tugu terdiri dari SMAN 1 Malang, SMAN 3 Malang, dan SMAN 4 Malang. Cerita mistis yang paling terkenal adalah bercak darah di lantai yang tidak bisa hilang.

Melansir Quora, alumnus SMAN 4 Malang mengungkapkan ada pamali di sekolah itu, yakni :

  • Setelah maghrib, tidak ada yang boleh masuk ke ruangan belakang sekolah.
  • Jangan menghitung anak tangga kayu. Saat maghrib ia pernah mencobanya, tiba-tiba angin berhembus ke belakang tengkuknya dan membawa hawa tidak enak.
  • Jangan mencoba filter swap face di ruangan tertentu, terutama kamar mandi, karena ada yang mengalami layar handphone-nya mendeteksi makhluk halus.

Hotel Niagara

Melansir Gotravelly, kisah horor salah satu tempat angker di Kota Malang ini berupa kemunculan tiga noni Belanda di lantai 4 dan hantu bermuka rata di atap. Tak jarang juga kamar pengunjung diketuk, meski di luar tidak ada orang.

Rumah Sakit Lavalette

Melansir Threadreaderapp, seorang mantan cleaning service di rumah sakit tersebut menceritakan sosok kakek tua dengan peliharaannya yang berbadan besar, hitam, dengan mata merah.

Museum Brawijaya

Melansir Madiunpos, salah satu benda bersejarah yang ada di museum ini adalah gerbong maut. Dulu, 100 tahanan harus berdesakan di dalamnya dan menahan haus serta lapar hingga beberapa meninggal. Pada 2017, sebuah kegiatan perkemahan di halaman Museum Brawijaya terpaksa berhenti sebab 20 siswa lebih kesurupan.

Penulis : Faydina Rizki (magang)

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio


x