Curhatan Warga Jedong yang Terkepung Limbah TPA Supit Urang
CITY GUIDE FM, KABUPATEN MALANG – Bagaimana rasanya hidup dan beraktivitas rutin beriringan dengan limbah sampah di TPA Supit Urang? Bagi Jamal, salah satu pendengar Radio City Guide FM, dia berusaha bersabar dengan kondisi ini. Tetapi, jika terus berlarut-larut, dia mengkhawatirkan kesehatan keluarganya dan warga setempat.
Beberapa hari yang lalu, Jamal menginfokan munculnya lalat-lalat hijau besar yang menyerbu RW 5 Kelurahan Mulyorejo. Bahkan masuk ke lingkungan sekolah. Tidak hanya itu, pedagang makanan juga terganggu.
“Sudah 2 kali laporan ke TPA tapi tidak dihiraukan. Ada sampah-sampah juga yang berceceran di jalan,” lapor Jamal pada Kamis (5/12/2024) kemarin.
Beberapa pendengar lain juga membenarkan, salah satunya Dhany. Kami langsung meneruskan laporan itu ke jajaran UPT TPA Supit Urang. Tak lama, petugas langsung melakukan penyemprotan obat pembasmi lalat. Akhirnya, serbuan lalat pun berkurang.
Apalagi ketika pagi banyak mobil-mobil sedot WC membuang limbah sembarangan yang membuat sungai yang berjarak 1 km dari TPA Supit Urang tercemar. Dia sendiri juga sudah melakukan audiensi dengan anggota dewan, tapi hasilnya nihil.
Pada Rabu (11/12/2024), Jamal kembali melaporkan warga perumahan Sukun Pondok Indah mencium bau menyengat TPA. Padahal jaraknya mencapai sekitar 5 kilometer. Tidak hanya warga perumahan juga, warga RW 8, 9 dan 10 yang sangat merasakan gangguan ini.
“Bisa terbayang, tempat tinggal saya yang berdempetan langsung dengan TPA Supit Urang. TPA ini sudah bukan bukit lagi, tapi gunung sampah. Kami menyuarakan ini ke pemerintah Kota Malang bahwa kami tinggal di Kabupaten Malang mendapat kiriman bau, limbah dan sungai tercemar,” lanjut warga Jedong, Wagir ini.
Sehingga warga Jedong ini mengandalkan HIPPAM yang menyedot air dari tempat lain. Karena airnya sudah rusak, banyak sumur ditutup. Dia tidak menuntut, akan tetapi meminta kompensasi dari pihak TPA Supit Urang terkait kebutuhan air bersih.
Editor : Intan Refa