CITY GUIDE – Varian baru COVID-19, Omicron EG.5.1 alias Eris sudah masuk di Indonesia sejak sekitar Juni 2023. Berbeda dengan varian-varian sebelumnya, Eris tidak memiliki gejala demam pada pasien.
Organisasi Dunia Kesehatan atau WHO mengklasifikasikan bahwa varian Eris adalah Varian Under Monitoring (VUM) alias dalam pengawasan. Budi Gunadi Sadikin selaku menteri kesehatan mengimbau agar masyarakat Indonesia tetap tenang dan tidak khawatir.
Baca juga :
Sebelumnya COVID-19 varian Eris ini sudah mendominasi 20 persen dari sekuen yang ada di Asia, 10 persen sekuen di Eropa dan 7 persen sekuen di Amerika Utara. Salah satu negara yang mengalami lonjakan kasus karena Eris adalah Inggris.
Salah satu penyebabnya adalah rilisnya film Barbie dan Oppenheimer secara bersamaan di liburan musim panas. Banyak kerumunan yang terjadi terutama di Bioskop ketika kedua film tersebut rilis di akhir Juli.
“Kami terus memonitor jumlah kenaikan kasus pada minggu ini. Kami memang melihat ada peningkatan pasien di rumah sakit, terutama di kalangan pasien berusia lanjut,” tutur dokter dan kepala imunisasi Inggris UKHSA, Dr Mary Ramsay.
Dicky Budiman, seorang epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia mengatakan bahwa kemampuan penyebaran varian Eris terus meningkat dari 1:10 orang menjadi 1:7 orang. Ia juga mengatakan bahwa COVID-19 varian Eris belum menyebabkan ancaman serius atau kematian meskipun kasusnya banyak.
Dia berkata bahwa vaksinasi yang ada saat ini terbukti efektif dalam menahan tingkat keparahan atau kematian. Namun ia juga tetap menghimbau masyrakat untuk tetap meningkatkan proteksi dengan menggunakan masker.
Ada beberapa gejala muncul pada pasien yang positif COVID-19 varian Eris. Di antaranya adalah pilek, sakit kepala, kelelahan ringan hingga berat, bersin dan sakit tenggorokan. Namun demam tidak termasuk gejala dari varian Eris.
Penulis : Dilla Dyneta Dwicahyani
Editor : Intan Refa