CITY GUIDE FM – Penyakit cacar monyet kembali menjadi perhatian publik setelah menyebar ke lebih dari 20 negara pada tahun 2022. Penyakit ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1970 di Kongi, Afrika Selatan sebagai salah satu penyakit zoonosis yang menyebar dari hewan ke manusia.
Di Indonesia sendiri, per tanggal 27 Oktober 2023 tercatat penyakit ini sudah menjangkiti 17 orang. Dengan rincian 1 orang berhasil sembuh dan 16 lainnya menjalankan isolasi di rumah sakit.
Menanggapi situasi tersebut, pemerintah telah melakukan kegiatan vaksinasi pada 24 Oktober 2023 dengan menyasar 447 orang di seluruh DKI Jakarta. Setelah itu, akan ada vaksinasi dosis kedua dengan jarak waktu 4 minggu.
Sebagai informasi, cacar monyet terjadi akibat infeksi virus monkeypox. Virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Virus dalam genus ini meliputi smallpox (penyebab cacar), virus cowpox (cacar sapi), dan virus vaccinia (virus dalam vaksin cacar). Biasanya berasal dari gigitan hewan liar seperti tupai dan monyet.
Gejala penyakit ini umumnya mulai terjadi 6 sampai 16 hari setelah orang tersebut terpapar virus dengan masa inkubasi selama 6 sampai 13 hari. WHO membagi gejala cara monyet menjadi dua periode infeksi.
Periode Invasi
Periode ini berlangsung dalam 0 sampai 5 hari setelah terinfeksi virus. Gejala yang timbul biasanya berupa sakit kepala, demam, sakit punggung, nyeri otot, mual, hingga pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Periode erupsi kulit
Gejala ini biasa terjadi 1 sampai 3 hari setelah seseorang mengalami demam. Gejala bermula dari ruam di area wajah, baru kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Tangan, kaki, dan wajah merupakan area yang paling terdampak. Ruam ini berawal dari bintik-bintik, lalu berubah menjadi lenting atau lepuhan yang berisi cairan. Dalam beberapa waktu, lenting tersebut akan berubah menjadi kerak.
Penulis : Alifia Nur Syafida (magang)
Editor : Intan Refa