Blues Spirit Sesi 7 : Siapa Aremania?
Pada Blues Spirit Sesi 7 ini, saya ingin fokus membahas tentang Aremania. Siapa Aremania? Aremania ini keberadaannya bisa kita rasakan, fanatisme-nya bisa kita lihat, semangatnya sudah terbukti, demikian menggugah.
Bahkan penampilannya pun bisa kita identifikasi, apalagi kalau sudah berbicara, terutama kalau mereka sudah menyatu di lapangan. Misalnya seperti yang kita lihat di Kanjuruhan terakhir ini, yang menyedot perhatian dunia akibat tragedi biadap itu.
Perekat utamanya adalah, tentu saja, bola. Walaupun kenyataannya tidak sekedar bola, Aremania juga adalah jelmaan dari Arek Malang, kera Ngalam ataupun Arema.
Perhatiannya lebar juga peduli terhadap yang lain, terhadap Malang Raya, terhadap fisik, zona, budaya, maupun spirit untuk menguatkan budaya arek, Arek Malang. Hari-hari ini keberadaannya menjadi perhatian siapapun saja yang tersentuh rasa kemanusiaannya.
Menjadi muara akibat adanya tragedi yang per hari ini, hari Jumat, 21 Oktober 2022 ini, korbannya bertambah menjadi sebanyak 134 orang. Aremania itu berada di mana-mana, dalam kelompok-kelompok, bergeraknya baik dan buruknya dikira-kira dan dirasakan sendiri, cukup menarik.
Selama ini terasa demikian, legaliter ada budaya baru di sana yang tercipta, merupakan akulturasi dari budaya yang ada. Sampai di situ kita sudah asik, mungkin juga sudah nyaman, tapi ketika berhadapan dengan sesuatu yang resmi yang membutuhkan keterwakilan. Nah, tiba-tiba terasa ada yang kosong, ada yang dibutuhkan yaitu bentuk organisasi resmi yang benar-benar bisa mewakili secara legal.
Oleh karena itu, saat ini rasanya sudah perlu ada organisasi yang menaungi kelompok-kelompok itu dan perlu ada pemimpin yang bisa diberi amanah yang benar-benar mampu menjadi wakil, menjadi komandan, menjadi dirigen dan bertanggung jawab.
Kita ingat beberapa waktu yang lalu kan ada Aremania yang sempat merasa kecolongan, ada yang tampil mewakili Aremania, tapi statement-nya dikomplain habis dan dianggap merugikan Aremania sendiri. Nah, hal-hal gitu kan, tentu kalau terorganisasi dengan baik tidak terjadi.
Jadi perlu organisasi dan pemimpin. Bisa jadi hal seperti ini merepotkan. Kan mungkin saja saling dorong, sopo yo? Atau nanti takut kalau jadi terus nggak dianggap, tapi begitulah.
Untuk itu perlu ada semacam kongres atau diprakarsai senior-seniornya dulu bikin organisasi resmi, Aremania senior misalnya, bekerja merapikan organisasi. Lalu nanti diestafetkan kepada adik-adik yang muda dan energik kelak menjadi Aremania saja dan seterusnya.
Pokoknya kira-kira begitulah. Untuk awal-awal diperlukan kesadaran dan kemauan bagi kita semua dalam hal seperti ini. Saya teringat ada hadits, ini maaf karena saya orang Islam, jadi saya mencoba melihat dari aspek itu.
Ada haditsnya dirawikan dari Abu Daud, dari Abu Hurairah, kalau ada 3 orang berjalan, kata Rasulullah, diwajibkan memilih satu di antaranya untuk menjadi pemimpin. Ini kan bukan satu, ini kan banyak, dan kepentingannya lebih dari sekedar berjalan, gitu kan?
Jalan itu kan mubah, jalan itu kan tidak wajib, itu keperluan masing-masing saja, itupun diperlukan. Kalau ada 3 orang, pilih salah satu di antaranya sebagai pemimpin. Saya kira itu, mudah-mudahan apa yang saya sampaikan ini, menjadi manfaat.
Imawan Mashuri
Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia