Blues Spirit Sesi 68 : Sumpah Pemuda II dan Menjahit Kembali Merah Putih
Sudah kita saksikan bersama, bagaimana pemerintahan baru Presiden Prabowo dijalankan.
Dari pidato yang awalnya memukau, yang begitu memberi harapan. Sampai latihan militer untuk seluruh anggota kabinet dan pejabatnya supaya solid, kompak dan tunduk pada komando dan menjadi super tim dalam mewujudkan janji masa depan yang lebih baik untuk bangsa.
Dengan -sebut saja- Prabowo style itu, kabinet yang dinamai Kabinet Merah Putih itu praktis mulai bekerja. Pas di hari Sumpah Pemuda tahun 2024 ini.
Diiringi wajah-wajah sumringah dan semangat kerja yang tampaknya sangat tinggi itu, yang tidak saja tampak pada Kabinet Merah Putih. Tapi juga pada para pejabat lain, pada para ASN dan juga menggugah semangat masyarakat sipil itu.
Rasanya inilah waktu yang tepat untuk saya ajukan dua usulan sebagai aktualisasi penguatan nasionalisme dan kesatuan. Yaitu pertama bikin Sumpah Pemuda Kedua, sebagai tekad pemuda untuk menguatkan peran tujuan negara, NKRI misalnya.
Dan juga tekad menjadikan pemuda Indonesia sebagai bagian penting dalam pencerdasan dan kesejahteraan bangsa. Serta perannya di mancanegara.
Materi atau isi sumpahnya dirembuk oleh perwakilan pemuda se-Indonesia. Dari KNPI, FKPPI, Pemuda Anshor, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Pancasila, HMI, GMNI dan seterusnya. Organisasi pemuda apa saja, semuanya tanpa kecuali.
Saya usulkan dilakukan di Gunung Bromo. Seluruh perwakilan pemuda dari seluruh daerah, mewakili daerah atau provinsi masing-masing, camping di sana.
Datanglah, bawa sebongkah tanah dibungkus kain putih dan air satu liter atau lebih dari daerah masing-masing. Lalu, masukkan dalam kendil yaitu wadah air minum dari tanah liat.
Tanah dan air dari seluruh daerah itu nanti diupacarakan dibuat menjadi tugu pemuda Indonesia. Di tugu itu ditulis isi sumpahnya.
Adapun isi sumpah -yaitu butiran sumpah itu sendiri- yang dihasilkan lewat rembug seluruh pemuda, dideklarasikan dalam upacara sederhana. Tidak harus berbaris atau berseragam, tapi khidmat. Dipimpin tokoh netral atau mungkin seniman seperti Iwan Fals, budayawan seperti Emha Ainun Najib dan seterusnya.
Keberadaan pemuda-pemuda itu di Bromo, misalnya seminggu dengan berbagai acara. Gongnya konser besar dan Sumpah Pemuda Kedua itu. Seluruh rangkaian acaranya bisa disusun oleh panitia khusus.
Sumpah pemuda kedua ini rasanya penting dilakukan. Kalau dilakukan pada tahun depan, tahun 2025, berarti 20 tahun menjelang negara tercinta ini mencapai 100 tahun yang kita impikan sebagai Indonesia Emas itu.
Kita pahami bersama bonus demografi yang kita miliki sekarang yaitu banyaknya anak-anak usia produktif akan kita petik buahnya pada genap 100 tahun kemerdekaan nanti. Karena definisi pemuda oleh WHO sampai usia 60 tahun.
Dan para pemuda itulah nanti yang akan berada pada puncaknya. Dalam 20 tahun menjelang itu, tekad atau sumpah untuk mencapai keemasan negara dan bangsa harus ditancapkan dan diperjuangkan.
Usul kedua adalah menjahit kembali merah putih.
Ini riil. Membuat bendera merah putih. Sebagai tambahan bendera pusaka untuk upacara kemerdekaan di istana negara. Tidak hanya membuat satu, karena juga untuk digunakan di daerah masing-masing. Ini bisa dikibarkan dalam upacara.
Dijahit tangan oleh para tokoh dari Sabang sampai Merauke. Kainnya yang dikelilingkan untuk menemui para tokoh seluruh Indonesia di wilayahnya masing-masing. Kita ritualkan yang khidmat di tiap daerah.
Bagaimana detail gagasan ini? Ikuti Blues Spirit Sesi 69 mendatang.
Kami gagas rencana ini pada tahun 2001, ketika kami baru saja melahirkan JTV, TV lokal pertama di Indonesia. Tapi kesibukan dan situasi masih belum menakdirkan untuk diwujudkan.
Sekarang saya yakin keinginan ini bisa diwujudkan dengan berbagai perbaikan dan penyempurnaan. Kalau misalnya diambil atau dikerjakan oleh anggota kabinet merah putih, saya tahu siapa yang bisa mengerjakan.
Dalam subyektif saya, yang mampu adalah Erick Thohir Menteri BUMN dan atau Mas Wahyu Sakti Trenggono, Menteri Kelautan dan Perikanan. Bukan pada kementeriannya yang mampu, tapi pada personalnya.
Karena saya tahu cara kerja dua tokoh ini. Saya pernah kerja dengan keduanya, sebelum keduanya jadi menteri. Dengan Pak Erick saya pernah menjadi Dirut untuk usahanya dan beliau Komisaris Utamanya dua tahun.
Demikian juga dengan Mas Treng, saya Dirut untuk beberapa perusahaannya, beliau juga Komisaris Utamanya. Satu tahun.
Imawan Mashuri
Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia