Blues SpiritNews

Blues Spirit Sesi 5 : Malang Creative Center

Blues Spirit Sesi 5 : Malang Creative Center

Pada sesi 4 lalu, saya usul kepada seniman-seniman Malang Raya, terutama para dalang, untuk bersatu, berembuk dan bersama-sama berkreasi membuat wayang dengan kisahnya yang berbasis sejarah lokal di Malang Raya.

Misalnya, ada Singosari, ada Kanjuruan dan seterusnya, dengan tokoh-tokohnya dan karakternya. Kisah-kisahnya akan banyak memberi pelajaran pada kehidupan dan kearifan lokal.

Saya kira sejarawan punya kisah-kisah menarik sebagai pengembangan, pendalaman maupun hasil penelitiannya pada kisah yang sudah populer selama ini.

Misalnya, sejarahwan dari Universitas Indonesia. Kita dengar menemukan data bahwa Ken Arok itu berdarah biru.

Lalu, tokoh lain yang beberapa kali kita angkat pada Blues Spirit ini yaitu Kebo Arema, yang namanya ternyata sama dengan kependekan Arek Malang, yang ketokohannya juga pantas jadi personifikasi Arek Malang.

Rasanya itu telah memberi pengetahuan baru bagi sebagian kita, bahkan menginspirasi teman kita membuat komik dari Mendit, namanya Mas Agus Suyono untuk membuatkan serial komik.

Dan saya dengar juga beberapa teman dalang sudah menghubungi kita, menghubungi kami, untuk bagaimana mem-follow up. Saya kira City Guide 911 FM siap untuk menampung dan melanjutkan keinginan itu.

Simbiosis seperti ini harus berlanjut dengan mutualisme yang klop. Maksudnya begini, begitu ada ide, ada gagasan bagus, ditangkap, ditampung, digulirkan, diolah, dimatangkan, lalu diajak mereka yang berkompeten, terlibat sampai jadi produk yang bisa dipersembahkan menjadi karya kreatif.

Nah, alur seperti itu tadi sebentar lagi ada wadahnya di Malang, namanya Malang Creative Center. Wujudnya, saya kira-kita semua sudah tahu, sudah jadi yaitu gedung delapan lantai berada di Jalan Ahmad Yani Utara, Blimbing, Malang.

Itu adalah upaya dan prestasi Wali Kota Malang Sutiaji. Tidak gampang mewujudkan seperti itu, banyak tantangannya. Tentu kita sudah tahu pernah ada pro dan kontranya, tapi terus berjalan dan sekarang wujudnya, saya kira sudah 90 sekian persen jadi.

Oleh karena itu, sampai ditahap seperti ini, saya ingin mengajak arek-arek Malang, bahkan Malang Raya, berterima kasih kepada Wali Kota Malang Pak Sutiaji.

Inilah satu-satunya gedung yang sudah diwujudkan sebagai pusat kreatif di Malang, bahkan untuk Malang Raya. Baru ini gedung yang berhasil dibangun dengan tujuan menjadi center of creative.

Saya kira kita nanti akan berhadapan dengan idealisme dan komersial terhadap gedung itu, antara office building, fasilitas publik, dan idealisme menjadi creative center. Saya pernah membangun dan bahkan menjadi Dirut gedung-gedung seperti itu di Surabaya.

Misalnya, Gedung Graha Pena 21 lantai. Lalu, setelah berhasil itu, membuat gedung di Jakarta dengan 11 lantai. Lalu kemudian, grup juga tumbuh di Makassar, ada 17 lantai, di Batam ada 5 lantai dan seterusnya.

Tapi itu kan swasta, jadi tidak sulit. Sedangkan Malang Creative Center ini kan bukan swasta, tentu akan ada cara dan mekanisme sendiri dalam penanganannya. Selain itu, kita juga sudah dengar bahwa di dalam Malang Creative Center tadi, di gedung itu akan ada hotel, studio multi purpose, co-working space, ruang rapat, kemudian fitness center, kafe, supermarket.

Saya tidak tahu kira-kira bagaimana cara penanganannya dan bagaimana kebutuhan idealisme dengan komersial yang mungkin bisa diwujudkan di situ. Ya, tapi kita tidak perlu sesulit itu memikirkannya. Yang jelas bahwa Malang Creative Center, dengan niatan sebagai pusat kreatifitas di Malang setidak-tidaknya, bahkan mungkin untuk Malang Raya, itu adalah sesuatu yang membanggakan.

Mudah-mudahan betul-betul bisa mewujudkan idealisme sehingga kreativitas di Malang Raya ini, di Malang terutama itu bisa ditampung, dikembangkan dan menjadi kreativitas yang berdaya saing dan memberi kemanfaatan dan kemaslahatan buat masyarakat luas.

Imawan Mashuri

Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio


x