Blues Spirit Sesi 44 : Malang Raya, Apa Maumu?
Akhir September ini, Wali Kota Malang Sutiaji bersama wakilnya, Sofyan Edi Djarwoko, turun dari jabatannya. Selesai sudah satu periode, dijalani.
Segera ada Pj, atau penjabat sementara yang menggantinya. Sampai kelak terpilih wali kota baru pada November 2024.
Pj atau penjabat sementara itu akan bekerja layaknya wali kota malang selama lebih dari satu tahun. Penjabat ya, ada N-nya, bukan pejabat.
Bedanya, kalau pejabat itu, adalah orang yang memegang jabatan tetap. Sedangkan penjabat atau Pj itu, ialah ASN, aparatur sipil negara, alias pegawai negeri, yang melakukan jabatan orang lain untuk sementara waktu.
Simak juga :
Pj itu pangkatnya harus pimpinan tinggi pratama atau eselon 2, untuk Pj wali kota atau bupati. Dan pimpinan tinggi madya atau eselon 1, untuk Pj Gubernur.
Ada 271 kepala daerah yang harus di Pj. Terdiri dari 24 gubernur, termasuk Gubernur Khofifah, Desember nanti. Lalu 56 wali kota, termasuk Sutiaji dan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, yang sudah diganti Aries Agung Paewai, Februari lalu.
Kemudian 191 bupati. Tidak termasuk Bupati Malang Sanusi. Kecuali masa cuti kampanye nanti, kalau Sanusi maju lagi untuk merebut kursi Bupati Malang.
Nah, warga Malang Raya, sudah punya napak tilas kepala daerahnya, bisa jadi bekal mendapatkan tiga kepala daerah baru untuk Malang Raya, November nanti itu.
Kepala daerah baru dengan wajah lama, atau kepala daerah baru dengan wajah baru, terserah warga Malang Raya sendiri.
TERSERAH, APA MAUMU.
Eehhh… “Apa maumu” ini, menarik.
Ini kalimat yang perlu kita jawab. Bukan untuk menjawab materialnya. Tapi adalah pada soal siapanya yang tanya.
Maksudnya, kata-kata itu dari siapa?! Misalnya, apakah dari kita, sebagai warga Malang Raya, bertanya kepada calon kepala daerah itu, “apa maumu kok ingin jadi kepala daerah?”
Dengan pertanyaan itu, maka sang calon harus menjawab, menguraikan. Mengapa?
Apa persiapannya, apa yang ada di otaknya, apa gagasannya? Dan apa kesanggupannya?!
Nanti kita uji.
Berbeda kalau yang tanya itu adalah sang calon. Tentu yang menjawab adalah kita, warga Malang Raya, pemegang kedaulatan, yang menjawab dengan menyampaikan keinginan, harapan dan perintah.
Dan lalu balik bertanya, “sanggupkah sang calon menerima dan mengemban amanat itu?!” Ada potensi dan reputasi di situ yang juga perlu kita uji.
Jangan kecolongan terus. Nah, jadi siapa yang bertanya?! Jawabnya haruslah kedalaman yang konkret. Karena hal itu akan menjadi pertaruhan arah kehidupan masyarakat.
Apa maumu Malang Raya?! Ikuti Blues Spirit Sesi 45 mendatang.
Imawan Mashuri
Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia.