Blues Spirit Sesi 43 : Merdeka dan Bahagia
Setiap Agustus datang dan peringatan kemerdekaan dirayakan, akan selalu ada pertanyaan. Bagaimana kita mengisi kemerdekaan?! Generasi bergulir, pertanyaan itu terus saja mengalir. Jawabnya pun macam-macam.
Sebenarnya saya ingin balik bertanya, benarkah kemerdekaan itu harus diisi?! Bukankah kemerdekaan itu mestinya dijaga, yaitu dipertahankan, dicerahkan dan ditingkatkan?!
Karena kemerdekaan itu ibarat sisi mata uang, gandeng dengan sisi satunya yaitu bahagia. Satu paket.
Kalau merdeka, mestinya bahagia. Persoalannya tinggal seberapa kualitas merdeka itu. Merdeka ialah suatu keadaan di mana kita terbebas dari segala ketakutan dan ketidakteraturan.
Simak juga :
Ketakutan dan ketidakteraturan itu, ditentukan oleh dua faktor besar dari luar dan dari dalam. Yang dari luar, ditentukan oleh kualitas jalannya pemerintahan. Karena pemerintahan itu diselenggarakan untuk menjamin kemerdekaan warga bangsanya dari ketakutan dan ketidakteraturan.
Kalau rasa takutmu timbul karena keamananmu diancam oleh preman-preman, ketersediaan makanmu diancam oleh permainan dagang sembako, kesempatan kerjamu dirampas oleh minimnya lapangan kerja.
Tempat tinggalmu…
Tempat usahamu…
Tanahmu…digusur oleh kesewenangwenangan.
Hak politikmu dan para penguasamu dikendalikan dan dikooptasi oleh oligarki. Itu artinya kemerdekaan sedang turun kualitasnya, akibat menurunnya kualitas pengelolaan pemerintahan.
Pemerintah harus diingatkan. Rakyat sebagai pemilik hak kedaulatan tertinggi, perlu menagih mengapa hak konstitusinya dibiarkan melenceng?! Mana keamanan dan keteraturan, yang seharusnya diberikan?! Yang seharusnya dijamin?!
Lalu, yang dari dalam adalah dari dirimu sendiri. Bergantung pada seberapa bagus spiritualitas dan keimananmu.
Kalau spirit hidup dan keimananmu baik, tidak akan pernah takut begitu kesulitan itu datang. Karena, setiap kamu sulit, akibat diganggu rasa takut, segera mengerti pasti juga akan mendapat kemudahan.
Agama-agama, tentu menuntun keyakinan seperti itu. Islam punya, fa inna ma’al usri yusro. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Sulit itu akan kamu urai pada dua hal. Pertama, sulit atau susah karena harus atau sedang menjalani hukuman akibat suatu perbuatanmu sendiri. Itu artinya, kamu sedang menebus kesalahanmu.
Setelah itu bebas. Dadamu lapang.
Kedua, tidak pernah salah, tapi kok sulit?! Itu artinya kamu sedang diuji. Begitu kamu jalani dengan baik dan lulus, kamu akan naik kelas. Derajat dan martabat kemanusiaanmu akan naik.
Dengan begitu, apa yang perlu disusahkan?! Jika kamu tidak susah, terbebas dari ketertekanan,
itulah kemerdekaan. Suatu sisi mata uang, yang sisi satunya adalah bahagia. Satu paket.
Jadi, merdeka itu adalah kualitas. Yang perlu dipertahankan, dipelihara, dicerahkan dan ditingkatkan. Bukan diisi. Pandangan ini menentukan sikap dasar dan arah tindakan.
Imawan Mashuri
Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia.