Blues SpiritNews

Blues Spirit Sesi 33 : Dialog Interaktif, Cerminan Demokrasi

Blues Spirit Sesi 33

Kita sudah menikmati bagaimana dialog interaktif, live, antara Wali Kota Surabaya dengan warganya, yang sudah tayang di radio ini hari Minggu 14 Mei lalu, 2 jam penuh, dari jam 7 sampai jam 9 pagi itu.

Kita semua bisa menilai, bagaimana terbuka dan enaknya komunikasi itu. Mencerminkan keterbukaan, demokratisasi dan indahnya hubungan pimpinan dengan warganya. Banyak komentar warga Malang Raya yang memuji.

Tidak satu pun mencela. Mudah-mudahan itu menginspirasi orang nomor satu, para kepala daerah dan para wakilnya di Malang Raya ini. City Guide 911 FM ini siap kalau mau dipakai untuk itu. Dimanfaatkan seperti itu.

Simak juga :

Ini kesadaran memberi panggung. Karena radio, menggunakan ranah publik, menggunakan frekuensi, yang jumlahnya terbatas itu. Harus digunakan sebesar-besarnya bagi pemanfaatan daerahnya. Tugas Radio City Guide adalah untuk Malang Raya.

Tawaran ini kami declare sekarang sebagai penegasan bahwa kami sudah memberi ajang. Ini juga sebagai kewajiban, karena radio menggunakan ranah publik tadi itu. Radio dalam tren perkembangannya, telah tersurvey demikian efektifnya.

Karena jenisnya yang gampang. Menikmatinya tidak perlu konsentrasi total, tidak seperti membaca atau menonton. Radio bisa didengar sambil nyetir, sambil nyuci, dan seterusnya. Di era digital ini, radio juga sudah bisa visual, yang disebut radio visual.

City Guide 911 FM sudah melakukan itu sejak 9 November tahun lalu. Inilah declare kami. Kami sudah menyampaikan. Setelah itu gugur sudah kewajiban kami.

Sebenarnya, untuk dialog langsung itu, tidak harus tiap minggu. Tiga bulan sekali pun, atau triwulanan tidak masalah. Kepala-kepala dinas atau OPD, yang memang juga diwajibkan oleh ketentuan, silakan juga tampil pada waktu-waktu lain, untuk menyampaikan progres tugas-tugasnya.

Atau mengajak, menganjurkan, mengarahkan dan apapun saja, komunikasi dengan warga. Semua itu tergantung kemauan. Kemauan untuk terbuka dan melibatkan warganya untuk sama-sama membangun daerahnya.

Jadilah pemimpin yang amanah, yang dicintai rakyatnya. Supaya bisa mewujudkan daerahnya yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur. Tapi kalau merasa tidak perlu, bahwa langkah-langkah itu sudah cukup dikerjakan dan dipikirkan sendiri dengan kroni-kroninya. Lalu kalau ada kritik diabaikan.

Toh nanti juga akan capek-capek sendiri dan lupa sendiri. Adapun pilkada, kok bisa di rekayasa. Demikian pun pileg. Yang penting ada bohir ada cukong. Bukan hati rakyat. Kalau begini berpikirnya, kita akan mengerti bagaimana kualitasnya nanti.

Bagaimana nasib masa depan daerah ini. Bangsa ini. Efeknya, warga bisa tetap apatis. Atau semakin apatis. Tapi perlu diingat, api biasanya tidak mati. Bisa menjadi sekam. Kelak bara dan daya bakarnya, bisa sangat berbahaya.

Imawan Mashuri

Arek Malang, Founder Arema Media Group dan beberapa media di Indonesia

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio


x