Blues SpiritNews

Blues Spirit Sesi 31 : Pasangan Wali Kota dan Wakilnya, Bukan Buruh Cukong

Blues Spirit Sesi 31

Banyak hal di Kota Malang ini, kritik misalnya, sering langsung tertuju kepada wali kota atau wakilnya. Misalnya soal penempatan lokomotif lori tebu di Kayutangan, yang dianggap ngawur dan melencengkan sejarah.

Atau soal SK pimpinan perusahaan daerah air minum yang tidak tepat, dan seterusnya.

Terhadap hal seperti itu, bisa terbaca bahwa dialog rakyat dengan pimpinannya, diinginkan terjadi langsung. Ini sebenarnya sangatlah baik.

Apalagi kalau wali kota dan wawali memberi waktu dan saluran interaktif rutin, misalnya seminggu sekali. Pasti akan terasa bangunan demokrasi dan hubungan langsung rakyat dengan pimpinannya, demikian terbuka dan mesra.

Simak juga :

Berbagai masalah pasti akan segera tertangani dan tidak akan berlarut-larut. Untuk wali kota Pak Sutiaji dengan wawali Pak Sofyan Edy Djarwoko, hal itu sangat memungkinkan.

Pasangan itu dengan partainya sejauh ini tampak saling menghargai peran. Sehingga kemudian terasa partai telah memilihkan calon yang dianggapnya terbaik, untuk dipersembahkan kepada daerah, yang lalu bersama-sama memajukan daerah. Bukan memajukan partainya.

Pasangan ini rasanya juga tidak menghamba kepada oligarki, kepada cukong.

Ada lho, sungguh, kepala daerah dan wakilnya, juga anggota dewan, yang demikian patuh kepada oligariki, kepada cukong yang membiayai dan mengaturnya untuk bisa menduduki posisinya.

Terbaca mereka sudah diijon untuk tunduk. Itu di sono, bukan di sini…. hahaha…

Yang begitu itu bahaya. Bayangkan kalau politik di suatu wilayah, bahkan di suatu negara, disetir para cukong.

Cukong, atau oligarki, kalkulasinya hanya untung. Mereka cukong itu, cara menghitung adalah untung atau rugi. Bukan baik atau buruk. Bukan maslahat atau mudharat….

Kembali kepada Pak Sutiaji wali kota dan Pak Sofied wawali, ini mumpung ada sisa waktu di periode pertama duet kepemimpinannya.

Tinggalkan legesi baik yaitu terbuka, mau menerima saran langsung dan langsung juga bertindak. Saya usul, tiap minggu keduanya punya forum langsung dengan rakyat. Kalau mau, bisa lewat radio ini. Gratististis….

Bertindak itu kan dengan tahapan. Tahapan paling awal adalah mematangkan gagasan perubahan. Sampai matang. Lalu dinarasikan.

Selanjutnya strategi untuk langkah fisik. Yang kurang benar, diperbaiki, walaupun masih tingkat gagasan. Itu diolah sampai matang. Lalu dinarasikan. Terus dibuat strategi untuk langkah-langkah fisik itu.

Pasangan wali kota dan wawali ini pasti bisa karena keduanya BUKAN BURUH cukong. Sehingga lebih leluasa. Rakyat pasti menjadi bergairah, ikut aktif membangun daerahnya.

Imawan Mashuri

Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x