Blues SpiritNews

Blues Spirit Sesi 30 : Seonggok Barang Besar, Kuning Merusak Harmoni Kayutangan

Blues Spirit Sesi 30

Hari-hari ini kita berada pada suasana Lebaran 1444 H. Tentu kita syukuri, momentum ini selalu tercipta setiap tahun, karena budaya lebaran, riyoyoan.

Dengan segala proses, pernak-pernik, ritual, mudik, sampai arus baliknya.

Semua itu telah begitu kuat menjadi tradisi. Menjadi keindahan, menjadi kerinduan dan menciptakan momentum saling memaafkan.

Yang jaim, ada alasan bersalaman, sehingga situasi menjadi enak kembali. Nol-nol. Podo enak e. Podo ihlase.

Ayo wis ngipok, karo ngoker bareng maneh. Cangkru’an maneh. Iso nok Kayutangan. Saiki wis ruame.

Nek bengi wis padang. Tp sik sik sik…..,

Nduk kunu saiki onok sing mencolok, jembleger, gede, kuning, kontras…

Nentengi Patung Khairil Anwar…

Nentengi bangunan kolonial sing sik uapikpik, gerejo kolonial iku.

Rasane kok gak nyambung blas yo. Dilihat dari sisi apa pun.

Dari sisi estetika, kok rasanya njomplang karena warna dan komposisi di situ soft, cenderung pastel.

Tiba-tiba onok barang, teronggok buesar, kuning, ngejreng…

Merusak harmoni.

Boleh saja kalau itu dimaksud sebagai shocking. Untuk tujuan jadi vokal narasi.

Tapi apa yang mau dinarasikan?!

Dari sejarah yang dihimpun konco-konco Malang Raya Heritage, mengatakan onggokan kuning itu adalah lokomotif lori tebu. Iku gak tau lewat Kayutangan blas.

Yang ada di Kayutangan dulu adalah trem, penumpang orang. Bukan lori tebu itu. Relnya trem aslinya masih ada lho.

Pas revitalisasi Jalan Kayutangan tahun lalu, ditemukan. Tapi sekarang diuruk lagi.

Saya banyak ditanya dulur-dulur sing lagi mudik, juga wisatawan sing uklam-uklam Kayutangan, bener ta iku?!

Kalau sampaean yang bertanggung jawab sebagai penyelenggara resmi menjawab, bener, sampean bisa dituntut dengan UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (pasal 20 ayat 1).

Unine pasal iku, wisatawan berhak memperoleh informasi yang AKURAT mengenai daya tarik wisata.

Lha…..

Iki gak bener hare. Terus yok opo?! Kita njawab opo?! Opo dipesi ae..ta?! Diawur ae..ta?! Yok opo sih ker..?!

Ayo dibenerno, ngko mari riyoyo dibahas maneh, supaya tidak disebut mengaburkan dan merusak sejarah atau memberi info dan tampilan palsu, suka-suka…

Setidaknya tulisi penjelasan di sana, sebenarnya itu apa dan bagaimana?! Maksud e opo?!

Wis……. saiki riyoyoan ae disek. Sepurane salah khilafku yo?! Sampean kabeh wis tak sepuro, wis….

Nol nol yo?!…  hehehe…

Minal aidizin wal faidzin…

Imawan Mashuri

Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio


x