Memasuki bulan ketiga tahun 2023 ini, adalah memasuki bagian dari perjalan waktu tahun politik, yang terus bergerak, tambah bulan akan tambah terasa tensinya. Kita semua tahu, pemilu serentak dilaksanakan pada 14 Februari 2024. Memilih presiden, anggota DPR RI, DPRD dan DPD se-Indonesia.
Akan bersambung pada pilkada serentak 27 November 2024. Pada 1 Oktober 2024, DPR RI sampai DPRD dan DPD akan disumpah. Dilanjutkan sumpah janji presiden baru dan wakilnya pada 20 Oktober 2024.
Kita telah berpengalaman berulang kali pemilu, pilpres dan pilkada. Kita semua bisa menilai hasil dari pesta demokrasi itu. Tentu baik, tapi ada juga ekses buruknya. Ekses buruk yang paling menyedihkan adalah polarisasi, keterbelahan rakyat.
Simak juga :
Karena pengalaman membuktikan, lukanya lama dan berpengaruh dalam tatanan hidup. Lihatlah, suami istri, adik kakak, bapak anak, sahabat, kawan, partner bisnis bisa terganggu oleh sebab polarisasi itu. Cebong dan kampret masih saja mewarnai hari-hari jauh setelah waktu pemilihan.
Banyak faktor penyebabnya. Selain kalau hanya dua calon –ini terutama untuk pilpres dan pilkada– juga sistem. Juga orientasi pada sosok tokoh yang menyebabkan terjebak pada hal-hal irrasional. Bukan kepada visi misi dan program yang rasional.
Ada soal untuk yang rasional ini, kalau program dan janji-janji tidak dilaksanakan, tidak ada efek hukum. Makanya mestinya diikat secara legal. Di notaris atau bahkan carikan cara diketok di pengadilan.
Oleh sebab itu, mumpung waktunya masih lama, kita sebagai rakyat harus selalu berkesadaran “JANGAN MAU DIBELAH”. Karena para pemain cenderung membelah. Bisa menghasut, menjelekkan yang sana, membaiknya yang sini.
Jangan terjebak atau menjebakkan diri. Sayangi cinta kemanusiaan kita. Jangan dirusak. Akhir pekan lalu saya diskusi dengan Mas Mardigu Wowiek Boss Man, di sela Road to Billionaire Tour 2023, untuk new main di Kota Wisata Batu.
Dalam diskusi itu, kami temukan gagasan untuk membentuk poros profesional. Tidak berpihak. Aktivitasnya memproduksi pikiran-pikiran yang akan dipersembahkan kepada pemenang. Hal ini akan diteruskan dan dibahas bersama rekan-rekan di Jakarta, dengan Mas Gita Wiryawan, Mas Helmy Yahya dan lain-lain. Bagaimana gagasan itu, kita bahas pada Blues Spirit Sesi 26 nanti.
Imawan Mashuri
Arek Malang, Founder Arema Media Group, JTV dan beberapa media di Indonesia.
