
CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Imakulata Intan Teleng berhasil menemukan rasa percaya dirinya setelah mengenal bela diri kempo di usia belia. Bermula dari ajakan temannya, Intan yang masih berusia 14 tahun waktu itu mulai mempelajari bela diri kempo di kampung halamannya, di Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Flores Nusa Tenggara Timur.
Memang, ia mengaku sempat ada rasa takut ketika berlatih. Karena seperti kita tahu, kempo ini adalah seni bela diri dengan beragam teknik pertarungan. Melihat kerasnya teknik kuncian dan bantingan, ia khawatir Senpai atau pelatihnya melakukannya dengan keras.
Tapi ternyata sebaliknya. Intan sangat merasakan rasa kekeluargaan yang erat dan persahabatan yang kental. Hingga pada tahun 2016 ketika ia duduk di bangku kelas 3 SMP, untuk pertama kalinya Intan masuk ke arena pertandingan. Waktu itu, ia ikut kompetisi antar dojo (tempat latihan) di NTT.
“Pertama kali (ikut pertandingan) itu aku tidak menyangka dapat emas. Pertama kali mengikuti pertandingan langsung mendapatkan emas itu karena rasa kepercayaan diri saya. Dalam hati saya, saya bisa dan saya bisa,” kata Intan.
Sejak raihan emas pertama itulah, Intan semakin memantapkan langkahnya menjadi atlet Kempo atau Kenshi profesional. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk berkuliah di Universitas Insan Budi Utomo Kota Malang.
Lalu, pelatihnya atau Senpai semasa di Manggarai yang juga berkuliah di Kota Malang memintanya untuk bergabung di cabor Shorinji Kempo Kota Malang. Selama di Kota Malang, ia berlatih di dojo Museum Brawijaya bersama kawan-kawannya yang lain. Sampai akhirnya ia terpilih mewakili Kota Malang dalam Porprov IX Jatim 2025. Intan berhasil menyumbang dua medali emas untuk Kota Malang.
“Kategorinya Embu Tandoku Kyukenshi sama Randori Kelas 55 kg. Kyukensi itu seperti sabuk tingkatan. Aku latihan pagi dari jam setengah 5, jogging 10 menit, dilanjutkan dengan skipping 5 menit, push up sama latihan teknik sama randori. Setiap hari begitu terus. Terus malamnya itu latihan dari jam 7 sampai jam 10 atau 11-an,” lanjut mahasiswi semester 5 ini.
Anak pertama dari 5 bersaudara ini mengaku tidak hanya melakukan latihan fisik saat menjelang pertandingan saja. Bersama kawannya, ia sering berlatih secara mandiri di sela-sela kesibukannya. Tujuannya tidak lain adalah agar tubuhnya senantiasa terlatih dan menjaga performa tetap prima.
Intan juga menjaga pola makannya dengan mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah-buahan, protein dan menghindari makanan berminyak maupun minuman dingin. Setelah berhasil menembus Porprov Jatim, Intan menargetkan diri mampu menembus ajang olahraga nasional bergengsi yaitu Pekan Olahraga Nasional (PON) pada 2027 mendatang.
Tentu ia sangat mengharapkan dukungan dari masyarakat Kota Malang agar pembinaan atlet dapat berjalan maksimal.
Editor: Intan Refa




