Bangku Taman Ijen Disegel, Pengunjung Pilih Lesehan
CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Pekan lalu, bangku Taman Ijen kembali jadi saksi bisu sepasang muda-mudi yang tengah bercumbu. Tidak butuh waktu lama, bangku di Taman Ijen itu langsung disegel oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang.
Segel tersebut berupa beberapa bilah bambu yang terpasang saling melintang untuk menghalangi pengunjung duduk. Meski tahu bangku di Taman Ijen telah disegel, tidak menyurutkan para muda-mudi untuk sekedar nongkrong di sana.
Tidak sedikit dari mereka harus lesehan atau duduk di bawah. Ketua Komisi A DPRD Kota Malang, Rahman Nurmala menilai metode itu kurang tepat. Rahman mengatakan, cara itu dinilai kurang tepat.
Ia menyarankan agar Pemkot Malang mengubah model bangku taman menjadi single seat (kursi tunggal). Supaya ada batasan antara satu orang dengan yang lainnya. Sehingga mereka tidak terlalu bebas untuk bersentuhan.
”Namanya juga anak muda, kalau ada kesempatan langsung mereka seperti itu. Jika dibuat single seat, mereka duduk sendirian. Jadi kami pikir ini bisa sebagai bentuk pencegahan,” ucapnya, Rabu (8/2).
Rahman juga menyayangkan penyegelan bangku Taman Ijen yang menjadi sarana hiburan masyarakat. Seperti, sekedar beristirahat di bawah pohon yang rindang.
”Secepatnya saya harap ada solusi terkait kursi di Jalan Ijen itu. Karena, masyarakat biasanya duduk menikmati suasana di sana,” lanjutnya.
Sementara, Kabid Ruang Terbuka Hijau DLH Kota Malang Laode Kulaita menyebut beberapa usulan yang telah dia terima seperti penambahan penerangan, patroli dan tambahan CCTV.
”Memang ada beberapa usulan yang masuk. Akan kami pertimbangkan dan nanti akan terlihat dari hasil kajian yang sedang kami lakukan,” sebut dia.
Laode juga memohon maaf kepada masyarakat terkait penyegelan kursi di taman Ijen. Menurutnya, ini merupakan tindakan untuk sementara waktu, sampai kajian dari DLH terkait kursi di area itu selesai.
”Penyegelan ini bertujuan untuk meminimalisasi tindakan negatif,” pungkas dia. (rep)
Reporter : Oky Novianton
Editor : Intan Refa