Budaya dan PariwisataNews

Bangga, Bantengan dan Jaranan Bakal Tampil di World Expo Osaka, Jepang


Penampilan bantengan dari Padepokan Rumah Budaya Gunung Wukir. (Foto: Asrur Rodzi)
Penampilan bantengan dari Padepokan Rumah Budaya Gunung Wukir. (Foto: Asrur Rodzi)

CITY GUIDE FM, KOTA BATU – Kabar membanggakan ini datang dari salah satu sanggar budaya di Kota Batu. Tepatnya di Omah Sinau Seni Budaya Karsa Budaya Nusantara, Padepokan Rumah Budaya Gunung Wukir, Desa Tulungrejo.

Para seniman di sana akan tampil di World Expo Osaka, Jepang membawakan seni Jaranan dan Bantengan pada 19–23 Agustus nanti. World Expo sendiri merupakan salah satu pameran dunia lima tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 1851 di berbagai penjuru dunia.

World Expo 2025 di Osaka, Jepang sendiri akan berlangsung pada 13 April–13 Oktober 2025 dengan mengusung tema “Designing Future Society for Our Lives”. Menampilkan berbagai inovasi teknologi, keberlanjutan, dan kolaborasi global.

Acara ini diikuti lebih dari 160 negara dan organisasi internasional. Termasuk Indonesia yang memamerkan budaya, alam, dan inovasi berkelanjutan.

Menurut salah satu dari 10 seniman yang akan berangkat ke sana, Agus Mardianto, di Osaka nanti mereka akan menampilkan delapan pertunjukan. Salah satu yang akan ditampilkan adalah seni Bantengan berjudul Ontran-ontran Gereget Handoko Sayekti Giri Wono Tirto Batu Aji. Ini adalah penampilan Bantengan yang menggabungkan musik modern dan tradisional.

“Untuk karya-karya ini original semua. Musiknya karya sendiri, tariannya juga karya sendiri,” jelasnya.

Menurut pria 40 tahun ini, tarian tersebut memiliki makna tentang bagaimana manusia beradaptasi dengan teknologi tanpa melupakan akar dan lingkungan. Sinergi yang ditampilkan dalam musik dan tarian ini mencerminkan keharmonisan antara lingkungan dan teknologi yang berkembang saat ini.

“Saat ini kita terjebak dengan arus globalisasi dan teknologi, tapi kita lupa dengan akar lingkungan dan alam kita. Ini yang kita angkat, kalau kita merangkul itu semua, insyaallah keseimbangan hidup akan lebih baik dan hidup bisa jadi nyaman. Itu makna atau pesan yang kita tampilkan tadi,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menjelaskan mengapa kesenian Bantengan bisa tampil di acara berskala internasional itu. Menurutnya, sebagai salah satu kesenian akar rumput, publik internasional menyukai kesenian seperti ini. Apalagi karena Bantengan masih jarang tampil di panggung internasional.

“Kayak di Bali ada tari kecak, kemudian di Jawa Barat ada jaipong, yang di Jepang atau masyarakat internasional sudah dikenal. Nah, kebetulan ketika kita menampilkan Bantengan dan Jaranan ini, kesenian ini unik dan jarang dipublikasikan di internasional,” jelasnya.

Selain menampilkan tari, 10 seniman yang berangkat ke Jepang ini nantinya juga akan mengadakan workshop sekaligus pengenalan tradisi Bantengan dan Jaranan di Osaka, Jepang.

“Kita bukan hanya menampilkan pertunjukan, tapi juga workshop pengenalan budaya. Karena Osaka World Expo kan berisi pariwisata budaya juga,” tutupnya.

Reporter: Asrur Rodzi

Editor: Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button