CITY GUIDE FM – Dalam Idjen Talk yang digelar Radio City Guide FM, baru-baru ini MMI (Museum Musik Indonesia mengadakan survei dengan responden 400 anak di Kota Malang. Hasilnya adalah 90 persen responden tidak mengenal lagu daerah termasuk lagu daerah khas Malang.
Mereka lebih mengetahui lagu berbahasa Inggris, Korea, dan bertemakan cinta. Alasannya adalah karena lagu-lagu tersebut banyak bermunculan di media sosial sehingga lebih sering mereka dengar.
Malang sendiri memiliki berbagai lagu daerah yang jarang diketahui oleh masyarakat. Padahal setiap lagu daerah tersebut memiliki makna yang mendalam. Mewartakan dari berbagai sumber, berikut 3 lagu daerah khas Malang :
Baca juga :
Malang Pancen Rame
Dalam bahasa Indonesia, judul lagu ini memiliki arti Malang memang ramai. Pencipta lagu Buri Hendika Kurniawan merilis karya ini pada tahun 2000-an. Berbagai keistimewaan Malang Raya tergambarkan secara lengkap di dalam liriknya. Mulai dari Alun-Alun, Pantai Balekambang, hingga Songgoriti, ia kemas dengan apik selama kurang lebih 6 menit.
Malang Awe-Awe
Wali Kota ke-10 Malang Peni Suparto adalah penyanyi dari lagu yang berarti Malang melambai-lambaikan tangan ini. Pria dengan sapaan akrab Ebes Inep itu memang terkenal dengan jiwa seninya.
Lagu ini adalah karangan Barep Yoga Sunar dengan genre Campursari Malangan. Selain menuangkan keindahan Malang, lagu Malang Awe-Awe juga bertujuan untuk membangun semangat warga agar saling membangun Kota Malang.
Ademe Kuto Malang
Makna dari lagu ciptaan mendiang Didi Kempot ini adalah dinginnya Kota Malang membawa kerinduan seseorang pada kekasihnya. Singosari menjadi tempat penantian seseorang tersebut terhadap janji sang kekasih.
Didi Kempot mendedikasikan lagu ini untuk sahabatnya, Peni Suparto atau Ebes Inep. Lagu ini masuk ke dalam album Lady (Tresno Sewengi) yang dirilis pada 2013.
Itulah ketiga lagu daerah khas Malang yang arek-arek Malang wajib ketahui. Selain bisa membantu melestarikan budaya Malang, lagu-lagu di atas juga ampuh untuk mengobati rasa rindu akan Bhumi Arema.
Penulis : Faydina Rizki (magang)
Editor : Intan Refa
