CITY GUIDE FM – Seiring berkembangnya teknologi, game online kian menggeser tren permainan anak-anak tradisional. Akhirnya beragam mainan jadul semakin sulit didapatkan, membuat generasi 90-an merindukan kenangan bermain saat kecil. Melansir berbagai sumber, berikut 7 mainan jadul yang mulai jarang ditemui :
Tamiya
Ketenaran tamiya dulu meningkat seiring dengan popularitas animenya. Selain adu balap, anak-anak juga bisa memodifikasinya agar semakin keren. Akan tetapi, saat ini tamiya memiliki harga yang relatif mahal dan hanya ada di toko online.
Balon Tiup
Dulunya, mainan jadul satu ini banyak dijual di sekolah atau warung terdekat. Namun, kini kamu hanya bisa mendapatkannya secara online. Kalau kamu lupa, cara memainkannya adalah dengan mengambil gel menggunakan sedotan yang ada, kemudian meniupnya.
Baca juga :
Boneka Kertas
Anak-anak perempuan dulu pasti menyukai mainan ini, karena mereka bisa memilih dan mengganti berbagai macam pakaian bonekanya. Selain baju, ada juga aksesori, tempat tidur, dan lemari yang semakin melengkapi mainan seharga Rp 2 ribu ini.
Tamagotchi
Pada konsol permainan ini, pemilik harus merawat peliharaan bernama Tamagotchi dengan memberinya makan, mengajak bermain, memandikan, dan sebagainya. Namun keberadaannya telah tergeser oleh PlayStation dan Nintendo.
Kapal Otok-otok
Kapal ini terbuat dari seng atau kaleng dan berjalan di atas air dengan adanya tekanan uap air dari api kecil yang terpasang di dalamnya. Biasanya anak-anak suka melombakan kapalnya untuk mengetahui siapa yang tercepat.
Mighty Beanz
Berbentuk seperti kacang, mainan ini berasal dari Australia. Di dalamnya terdapat logam kecil yang menyebabkan Mighty Beanz bisa bergerak. Saat ini, perusahaannya belum memproduksi kembali dan mungkin hanya kolektor saja yang tertarik pada mainan ini.
Yoyo Kayu
Terbuat dari kayu dengan tali bekas benang kantung semen membuat permainan tradisional ini sederhana, namun kaya akan memori indah. Keseruan bermain yoyo bersama teman membawa kehangatan era 90-an.
Penulis : Faydina Rizki (magang)
Editor : Intan Refa
