Ekonomi BisnisNews

3 Bulan Deflasi, Pj Wali Kota Malang Klaim Masih Terkendali

peternakan Muhammad Yasin di Wonokoyo, Kedungkandang (foto : Intan Refa)
Peternakan milik Muhammad Yasin di Wonokoyo, Kedungkandang (foto : Intan Refa)

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang merilis Kota Malang mengalami deflasi selama tiga bulan terakhir. Mulai bulan Mei sampai Juli 2024.

Pada bulan Mei, tingkat deflasi berada di kisaran -0,08 persen. Sedangkan pada bulan Juni sebesar -0,36 persen dan bulan Juli -0,01 persen. Ada opini yang mencuat terhadap kondisi ini, menunjukkan daya beli masyarakat yang melemah.

Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengklaim kondisi deflasi dalam 3 bulan terakhir ini bukan berarti daya beli lemah. Sebab, tingkat deflasi tersebut masih terukur dalam koridor yang aman.

“Karena kami selalu berkoordinasi untuk menekan inflasi. Antara TPID, BI, OJK, juga ada dari keuangan daerah, itu kan selalu memantau terus,” jelas Wahyu.

Malah, Wahyu berkata inflasi di Kota Malang dikhawatirkan tidak bisa turun. Artinya deflasi yang terjadi ini bukan sesuatu yang mengkhawatirkan.

“Memang ada deflasi yang menunjukan melemahnya daya beli, tapi di kita tidak sampai seperti itu. Ini adalah salah satu hal yang positif di Kota Malang,” lanjutnya.

Sedangkan, faktor penyebab deflasi pada bulan Juli antara lain pada komoditas bawang merah dan cabe merah yang pasokannya masih melimpah di pasar. Serta harga telur ayam ras yang turun akibat dari jumlah ayam petelur yang belum stabil.

Meski demikian, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh inflasi pada komoditas cabe rawit dan beras yang dipicu oleh berakhirnya musim panen yang menyebabkan terbatasnya pasokan. Lalu ada kenaikan pada komponen biaya pendidikan seiring dengan mulainya tahun ajaran baru pada pertengahan Juli lalu.

Untuk itu belum lama ini, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Probolinggo untuk komoditas bawang merah. Serta menyusun kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk komoditas cabe.

Reporter : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x