NewsPemerintahan

Wabah PMK Kembali Merebak, Peternak Enggan Beli Sapi Baru

Suwadji sedang memberi makan ternak sapinya dengan limbah kedelai. (Foto : Dwi Putri)

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang melanda pada 2022 menjadi pengalaman pahit bagi peternak di Kampung Sanan, Kelurahan Purwantoro. Penyebaran virus saat itu berlangsung begitu cepat, menyebabkan kerugian besar bagi para peternak, termasuk Suwadji.

“Di 2022 itu benar-benar parah. Penyakitnya menyebar cepat sekali. Awalnya dari hidung keluar lendir, lalu ke mulut dan akhirnya kukunya lepas. Banyak sapi yang akhirnya dijual murah atau dipotong paksa oleh jagal,” ujar Suwadji, Selasa (7/1).

Bahkan saat itu Kampung Sanan berubah seperti pasar hewan karena banyak pedagang dan jagal datang untuk membeli sapi sakit. Banyak peternak terpaksa menjual sapi mereka dengan harga jauh di bawah normal untuk menghindari kerugian lebih besar.

Termasuk Suwadji yang menjual dua sapinya yang terkena gejala PMK dengan harga sangat rendah.

“Sapi yang biasanya laku Rp 14 juta, waktu itu cuma bisa terjual Rp 3-4 juta. Untungnya gak sampai ada yang mati, tapi tetap rugi besar,” kata pria yang sudah 25 tahun beternak.

Dia mengingat-ingat, mulanya penyebaran virusnya mulai dari wilayah Sanan bagian barat, kemudian meluas ke seluruh kampung dalam waktu singkat.

Tentu kekhawatiran pun masih ada. Terlebih, tahun ini wabah PMK kembali merebak, Suwadji semakin waspada. Meski sapinya belum terjangkit, ia mengakui bahwa ternak milik tetangganya sudah ada yang terkena.

“Kalau dulu begitu kena langsung parah. Sekarang gejalanya pelan-pelan dan bisa segera ditangani,” jelasnya.

Untuk mencegah penularan, Suwadji memastikan seluruh sapinya menerima vaksin. Ia juga memberikan vitamin dan ramuan tradisional seperti kunyit serta larutan garam asam. Namun, dia menyayangkan belum adanya distribusi vaksin baru dari pemerintah.

“Kalau 2022, pemerintah turun langsung memberikan vaksin. Sekarang vaksinnya belum ada, jadi kami lebih berhati-hati. Bahkan mau beli sapi baru pun belum berani,” tambahnya.

Harapannya, pemerintah segera menyediakan vaksin dan menangani kasus PMK lebih cepat agar tidak terjadi lonjakan seperti 2022.

Reporter : Dwi Putri

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button