NewsPendidikan

UM Didorong Ikut Ambil Bagian dalam Program Bestari Saintek

Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains Teknologi Kemendiktisaintek Prof Dr Eng Yudi Darma. (Foto: Heri Prasetyo)
Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains Teknologi Kemendiktisaintek Prof Dr Eng Yudi Darma. (Foto: Heri Prasetyo)

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains Teknologi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Prof Dr Eng Yudi Darma mengungkapkan bahwa kementerian menggagas Program Bestari Saintek. Ini adalah wadah kolaborasi kampus, pemerintah daerah, industri, dan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan nyata di lingkungan sekitar.

Program ini mengadaptasi dari konsep living lab yang telah berkembang di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Australia, Belanda, dan Selandia Baru. Dengan beberapa penyesuaian dengan kondisi di Indonesia.

“Prinsipnya adalah laboratorium hidup berbasis sains dan teknologi. Kampus diajak menjadi pemain utama untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah nyata bersama pemda, industri, koperasi, BUMDes, dan UMKM,” jelasnya saat menghadiri Dies Natalis Universitas Negeri Malang ke-71, Sabtu (18/10/2025).

Bestari Saintek yang saat ini memasuki masa inkubasi berada di bawah payung Semesta (Sains dan Teknologi Masyarakat). Yudi menargetkan peluncuran resmi tahap pertama dapat terlaksana pada Desember mendatang.

“Kami mengundang semua insan kampus, termasuk UM, untuk ikut serta. Program ini kompetitif, karena pendanaan terbatas. Tahun ini kami menyiapkan dana LPDP sebesar Rp57,5 miliar untuk sekitar 75–100 proposal terbaik,” kata Prof Yudi.

Prof Yudi menilai UM memiliki potensi besar untuk menjadi champion dalam program ini. Terlihat dari peningkatan jumlah dosen bergelar doktor, pengalaman panjang dalam riset, dan komposisi SDM yang kuat menjadi modal penting.

Sehingga, UM dapat mengambil peran strategis dalam mewujudkan “Saintek Berdampak”. Apalagi, Yudi mengatakan turut melibatkan para pakar UM dalam perumusan program ini.

“Tujuannya agar inovasi sains tidak berhenti di ruang kampus, tapi benar-benar dirasakan masyarakat. Ini bagian dari membangun citizen science masyarakat yang literat dan rasional,” tambahnya.

Reporter: Heri Prasetyo

Editor: Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button