Budaya dan PariwisataNews

Tutup Nyepi, Umat Hindu Malang Raya Laksanakan Ngembak Geni

upacara Ngembak Geni di Candi Badut (foto : Intan Refa)
upacara Ngembak Geni di Candi Badut (foto : Intan Refa)

CITY GUIDE FM, KABUPATEN MALANG – Bertepatan dengan awal bulan puasa, umat Hindu se Malang Raya juga melangsungkan upacara Ngembak Geni di area Candi Badut di Kecamatan Dau, Selasa (12/3/2024). Sejak pagi, umat Hindu tampak berbondong-bondong memakai pakaian serba putih dan memenuhi halaman candi, dengan membawa persembahan dan dupa.

Meski suasana mendung dan angin kencang, upacara Ngembak Geni yang menjadi tahapan terakhir Nyepi setelah catur brata, berlangsung khidmat. Upacara Ngembak Geni ini memiliki arti boleh beraktivitas seperti biasa. Seperti kita tahu, umat Hindu selama ibadah Nyepi ini, tidak boleh bepergian, menyalakan api atau beraktivitas seperti bekerja.

Rangkaian upacara Ngembak Geni ini diawali dengan memberikan persembahan yang diantar oleh para pandhita. Setelah itu, para pandhita membukakan upakara dengan meyakini Tuhan hadir dalam ritual tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan persembahyangan mulai dari tri sandya, prahmaning sembah dan seterusnya.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang Prof Dr Ir I Made Wartana mengatakan mereka juga melaksanakan Dharma Santi yang artinya damai yang berdasarkan kebenaran. Terwujud dengan simakrama atau silaturahmi dan saling bermaaf-maafan.

“Nyepi itu pelaksanaan Tri Hita Karana. Tri itu tiga, Hita itu kebahagiaan, Karana itu penyebab. Jadi tiga penyebab kebahagiaan. Antara lain, parahyangan, pawongan dan pelemahan,” jelas Made Wartana.

Parahyangan berati umat harus menjaga harmoni dengan Yang Maha Kuasa. Lalu, Pawongan adalah harmoni sesama manusia sebagai makhluk sosial. Sedangkan, Pelemahan yaitu menjaga harmoni dengan alam semesta dengan seluruh isinya.

“Makanya kemarin di Tawur Kesanga adalah persembahan untuk alam semesta. Karena kita mengambil sari-sari alam, tapi kita membayarnya dengan hal-hal buruk seperti dengki, dan bermusuhan. Itu kita simbolkan dengan ogoh-ogoh, energi negatif. Kita keliling itu untuk menyerap energi negatif,” lanjutnya.

Made Wartana mengatakan berkat dukungan dari Pemkot Malang, umat Hindu sangat antusias melaksanakan rangkaian ibadah, mulai dari Melasti hingga Ngembak Geni.

Reporter : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button