Tersembunyi, Simak Sejarah Dua Titik Nol Kota Malang

CITY GUIDE FM – Setiap daerah biasanya memiliki sebuah titik nol kilometer sebagai patokan jarak antar daerah secara tradisional. Kota Malang memiliki keistimewaan tersendiri dengan memiliki dua titik nol kilometer.
Letaknya cukup tersembunyi, di bawah jembatan penyeberangan Jalan Merdeka Utara dan di ujung selatan Buk Gluduk, Jalan Gatot Subroto. Keduanya memiliki tugu kecil yang sama dengan tinggi kira-kira 70 cm.
Pada dua tugu tersebut juga terdapat tulisan yang sama, yaitu S.Baya (Surabaya) 89 di bagian atas, di bawah kanan ada Pw.Sari (Purwosari) 28, dan M.Lang (Malang) 0. Angka-angka itu melambangkan jarak antara Malang dengan kota-kota tersebut.
Baca juga :
Perbedaan keduanya ada pada warna. Titik nol di Jalan Gatot Subroto berwarna kuning, merah, dan putih. Sedangkan yang di Jalan Merdeka Utara berwarna kuning, biru, hijau, dan putih. Lokasi dua titik nol itu berjarak 1,2 kilometer.
Yang pertama dibuat adalah titik nol di Jalan Gatot Subroto pada awal 1869 oleh Belanda. Alasan mengapa lokasinya di jalan tersebut ialah karena dulu pusat Malang ada di sisi timur.
Titik nol pertama ditetapkan bersamaan dengan masuknya kereta api ke Malang. Tugu nol tersebut menunjukkan jalur pos zaman kolonial Belanda. Jalur ini kemudian melekat karena adanya jalur kereta api.
Sementara itu, titik nol di Jalan Merdeka Utara berfungsi sebagai penunjuk perubahan pemerintahan Malang saat itu. Sebelum 1914, Malang termasuk ke dalam Karesidenan Pasuruan. Dan titik nol itu letaknya berbeda dengan yang ada saat ini, yakni di rumah asisten residen Pasuruan yang kini menjadi Kantor Pos di Jalan Merdeka Selatan.
Kemudian pada 1920-an, posisi titik nol berpindah ke Jalan Merdeka Utara sebagai penanda bergantinya Malang menjadi residen. Jadi, titik nol pertama berkaitan dengan kepentingan jalur pos dan yang kedua tentang perubahan pemerintahan.
Penulis : Faydina Rizki (magang)
Editor : Intan Refa