News

September Hitam, Bulan Kelam Dalam Sejarah HAM di Indonesia

Ketua Kontras, Munir, di Jakarta, 28 April 2000  (koran.tempo.co/Bernard Chaniago)
Ketua Kontras, Munir, di Jakarta, 28 April 2000 (koran.tempo.co/Bernard Chaniago)

CITY GUIDE FM – Bulan September bisa jadi bulan yang suram akibat kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia terjadi pada bulan ini. Bahkan beberapa di antaranya masih belum ada kejelasan siapa yang paling bertanggung jawab. Melansir berbagai sumber, berikut tragedi pelanggaran HAM di Indonesia yang menandai September Hitam :

G30S PKI dan Pembantaian ’65

Pada 30 September 1965, sejumlah militer menculik dan membunuh enam perwira tinggi TNI untuk menjatuhkan pemerintahan Presiden Soekarno. Kejadian ini mengakibatkan kekacauan pada struktur kekuasaan politik dan kemiliteran di Indonesia.

Kemudian mengikuti peristiwa ini, terjadi pembantaian serta penangkapan massal pada yang tertuding menjadi anggota PKI dan pengikutnya. Peristiwa ini disebut dengan Pembantaian ’65. Para korban tersebut mengalami stigma buruk dan perundungan sosial seumur hidupnya. Selain itu, alasan di balik gerakan ini belum terungkap sepenuhnya.

Peristiwa Tanjung Priok

Pada 12 September 1984, salah satu tragedi September Hitam ini berawal dari seorang ABRI yang meminta warga mencopot spanduk yang mengkritik pemerintah. Akan tetapi teguran itu justru berujung pada kerusuhan yang menyebabkan penahanan terhadap 4 warga.

Akibatnya, warga lain menuntut pembebasan keempatnya dan melakukan unjuk rasa yang berakhir dengan penembakan. Meski tercatat 24 warga tewas dan 55 lainnya luka-luka, menurut masyarakat sekitar, warga yang hilang dan tewas berjumlah ratusan.

Tragedi Semanggi II

Pada 24 September 1999, sejumlah mahasiswa berdemonstrasi menentang RUU Penanggulangan Keadaan Bahaya (PKB). Tetapi aksi unjuk rasa ini berakhir pembubaran paksa oleh aparat. Salah satu korban tewas, Yap Yun Hap, mahasiswa Universitas Indonesia, sampai saat ini belum jelas hukuman pelaku penembakannya.

Kasus Munir

Munir adalah aktivis HAM kelahiran Malang yang dibunuh dengan racun arsenik saat penerbangannya menuju Belanda pada 7 September 2004 silam. Hingga kini, dalang pembunuhannya masih belum jelas.

Pembunuhan Salim Kancil

Salim Kancil, seorang petani kecil asal Lumajang, meninggal dunia setelah 40 orang suruhan kepala desa menganiayanya pada 26 September 2015. Penganiayaan ini bermula ketika Salim memprotes penambangan pasir di desanya yang merusak saluran irigasi persawahan.

Peristiwa Demonstrasi Reformasi Dikorupsi 2019

Aksi ini melibatkan mahasiswa di berbagai kota besar di Indonesia yang menuntut perubahan beberapa undang-undang. Namun kemudian berubah menjadi bentrokan besar dengan aparat keamanan. Sehingga korban tewas berjatuhan, seperti dua mahasiswa di Sulawesi Tenggara, seorang warga, dan dua pelajar di Jakarta.

Penulis : Faydina Rizki (magang)

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio


x