LifestyleNews

Selain Ice Cold, Ini Daftar Film Dokumenter Indonesia Terbaik

ilustrasi film (freepik.com/freepik)
ilustrasi film (freepik.com/freepik)

CITY GUIDE FM – Dunia perfilman tanah air memiliki potensi besar dalam bersaing di kancah internasional, terutama film dokumenter Indonesia. Tidak jarang film dengan genre tersebut berhasil meraih penghargaan secara internasional. Untuk mengapresiasinya, berikut sejumlah film dokumenter Indonesia terbaik, melansir bacaterus.com :

Kemarin (2020)
Merupakan film dokumenter yang menceritakan perjalanan band Seventeen mulai dari terbentuknya hingga tsunami 2018 di Selat Sunda yang menewaskan tiga anggota band. Sayangnya, film ini tayang saat pandemi COVID-19, sehingga hanya bertahan sebentar di bioskop.

Sexy Killers (2019)
Sempat viral menjelang Pilpres 2019, dokumenter garapan Watchdoc ini membahas tentang dampak buruk dari penambangan batu bara, dari penggalian sampai menjadi PLTU. Contohnya, warga meninggal akibat tenggelam di lubang penggalian, rumah dan jalanan amblas, lahan petani hilang, nelayan tidak mendapat ikan, dan sebagainya.

Baca juga :

Banda the Dark Forgotten Trail (2017)
Selanjutnya, Banda the Dark Forgotten Trail membahas tentang salah satu rempah-rempah Indonesia yang menjadi target para penjajah. Rempah tersebut adalah pala khas Kepulauan Banda, Maluku yang dulu lebih berharga daripada emas.

Negeri Dongeng (2017)
Mengisahkan tujuh sinematografer yang mendokumentasikan perjalanan mereka dalam mendaki tujuh gunung tertinggi di Indonesia. Selain itu, di dalam film ini juga ada nilai keberagaman dan keindahan ciri khas Nusantara serta pentingnya kerja sama yang tercermin dalam perjuangan ketujuh orang tersebut.

Senyap (2014)

Dokumenter lanjutan dari Jagal ini, terdapat kisah saudara dari seorang korban yang tertuduh menjadi bagian dari PKI pada 1965-1966. Film ini menjadi film pertama dari Indonesia yang masuk nominasi Oscar 2016 pada kategori film dokumenter panjang.

Jagal (2012)
Berfokus pada Anwar Congo, salah satu pelaku pembantaian PKI 1965-1966 dan pendiri Pemuda Pancasila. Di sini ia menceritakan kekejiannya membunuh para korban dan bahkan harus meminum darah mereka, untuk menghilangkan trauma akibat tindakannya.

Penulis : Faydina Rizki (magang)

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x