Segudang Tantangan Desa Wisata Kota Batu
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Kota Batu memiliki 24 desa dan kelurahan yang diproyeksikan menjadi desa atau kelurahan wisata. Mulai dari wisata alam, pertanian, peternakan hingga produk UMKM. Pengawas Kepariwisataan Dinas Pariwisata Kota Batu Andik Bukhori mengatakan akan mendesain desa wisata tematik.
“Harapannya desa wisata tematik dapat menjadi desa wisata berkelanjutan yang mengedukasi wisatawan. Serta fokus pada pelestarian dan pengelolaan lingkungan,” kata Andik.
Pihaknya menempuh berbagai upaya untuk menjalin sinergi. Salah satunya pengembangan produk wisata dengan mengharuskan tiap desa memunculkan produk UMKM, yang berkorelasi dengan potensi setempat.
Bisa berupa makanan, kerajinan dan produk lainnya. Tidak hanya itu, Andik menambahkan dinas pariwisata juga mengadakan workshop untuk kelembagaan dan kualitas SDM. Lalu rutin mengadakan event, menyediakan paket wisata agar tiap desa konsisten mengelola desa tematik.
Ketua Forum Desa Wisata (Fordewi) Kota Batu Mochamad Dadi mengatakan ke 24 desa dan kelurahan wisata itu memiliki kategori. Ada yang desa wisata mandiri, maju, berkembang dan rintisan. Contohnya Desa Tulungrejo yang sudah maju pada wisata alamnya. Seperti petik apel, offroad, campground, outbond hingga ATV.
“Kemudian ada Desa Sidomulyo yang menonjolkan potensi tanaman dan bunga. Desa Gunungsari dengan potensi peternakan dan pengolahan susu maupun keju,” kata Dadi.
Namun, dia mengakui ada sejumlah tantangan dalam pengembangan desa wisata yang belum mandiri. Salah satunya adalah menggerakkan partisipasi masyarakat yang masih belum siap dengan terobosan ini.
Selain itu, kendala lainnya adalah banyak petani apel yang beralih varietas dari apel rumbiuti (apel khas Batu) ke apel manalagi. Faktornya karena apel manalagi minim biaya penanaman. Untuk itu, Dadi berupaya mewujudkan masyarakat sadar wisata.
“Caranya mengumpulkan perwakilan tiap desa dan kelurahan untuk ikut serta dalam proses pengelolaan dan pengembangan,” pungkasnya. (YOLANDA)
Editor : Intan Refa