KesehatanNews

Sebabkan Kematian, Apa Itu Sindrom Nasi Goreng?

ilustrasi nasi goreng (freepik.com/jcomp)
ilustrasi nasi goreng (freepik.com/jcomp)

CITY GUIDE FM – Cara paling afdal untuk membuat nasi goreng rumahan adalah menggunakan nasi sisa semalam yang bertekstur kering. Namun hal ini justru bisa menimbulkan sindrom nasi goreng atau the fried rice syndrome akibat racun.

Pemicunya adalah bakteri Bacillus cereus yang terkandung dalam makanan bertepung tertentu, seperti nasi dan pasta. Bahayanya, bakteri ini tahan terhadap panas dan memiliki dua racun.

Selain itu, Bacillus cereus mampu melepaskan dua racun, yakni yang menyebabkan diare dan muntah. Toksin yang pertama muncul 6 sampai 15 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan gejala diare, kram, dan terkadang mual. Biasanya akan mereda setelah satu hari.

Baca juga :

Kemudian racun yang kedua bergejala mual serta muntah dan muncul 30 menit hingga 6 jam setelah mengonsumsi makanan terkontaminasi. Gejalanya juga akan berangsur hilang dalam 24 jam. Tetapi jika tidak mendapat penanganan yang benar, bisa menyebabkan kematian.

Kondisi ini pernah terjadi dan terdapat di dalam jurnal Clinical Microbiology pada 2008. Seorang mahasiswa umur 20 tahun asal Belgia menghangatkan spageti yang sebelumnya berada di lemari es. Kemudian, ia tinggalkan di suhu ruang selama lima hari lalu memakannya. Akhirnya ia meninggal akibat keracunan.

Setelah 30 menit mengonsumsinya, remaja ini mengalami sakit perut hebat, diare cair, sakit kepala, serta muntah-muntah. Alih-alih menemui dokter, ia lebih memilih beristirahat dan minum banyak air. Esoknya, orang tuanya sudah menemukan mahasiswa tersebut meninggal di kamarnya.

Berdasarkan hasil autopsi, ada nekrosis hati atau kondisi matinya organ hati serta tanda-tanda pankreatitis akut. Selain itu, pada tinjanya terdapat bakteri Bacillus cereus yang menyebabkan sindrom nasi goreng.

Maka dari itu, jangan konsumsi makanan bertepung yang sudah ditinggalkan di suhu ruang. Jika kamu merasa makanannya aneh atau mulai merasakan gejala yang tidak nyaman, sebaiknya berhenti mengonsumsinya dan segera pergi ke dokter.

Penulis : Faydina Rizki (magang)

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x