CITY GUIDE FM – Pekerjaan yang menumpuk atau perintah atasan seringkali menjadi alasan yang mewajibkan kita bekerja lebih lama. Namun apabila terlalu sering, hal tersebut dapat menimbulkan bahaya kerja lembur.
Tidak hanya itu, pilihan kerja lembur terkadang lebih menggiurkan karena bisa mendapat penghasilan tambahan. Meski begitu, menjadikan lembur suatu kebiasaan bisa membahayakan kesehatan. Melansir berbagai sumber, berikut 5 bahaya kerja lembur :
Baca juga :
Penyakit Jantung
Menurut penelitian WHO pada 2016, jam kerja berlebih meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung. Hal ini disebabkan oleh jantung yang harus bekerja keras dan peningkatan hormon stres serta adrenalin yang dapat memicu risiko serangan jantung.
Selain itu, kebiasaan tidak sehat saat lembur juga berpengaruh pada jantung, seperti mengonsumsi minuman berkafein, merokok, jarang berolahraga, pola makan tidak teratur, dan duduk dalam waktu yang lama. Sehingga fungsi organ tubuh mengalami penurunan.
Kanker
Kebiasaan selama kerja lembur juga bisa menyebabkan kanker, seperti kanker payudara dan kanker usus besar. Selain itu, stres psikologis dan fisik dalam jangka panjang juga menjadi faktor berkembangnya sel kanker.
Depresi dan Stres
Selain pada fisik, kerja lembur juga berbahaya bagi kesehatan mental seseorang. Depresi bisa muncul karena otak terus bekerja, ketegangan otot, dan minimnya waktu untuk istirahat atau relaksasi.
Hal ini mengakibatkan seseorang terlihat murung sepanjang waktu dan sulit mengontrol emosi. Pada suatu penelitian, seseorang yang sering bekerja lebih dari batas waktu normal memiliki risiko stres lebih tinggi daripada yang bekerja 7-8 jam sehari.
Fungsi Mata Terganggu
Paparan radiasi komputer atau handphone dalam jangka waktu lama bisa menurunkan fungsi mata. Makin lama, penglihatan akan semakin memburuk jika dipaksa menghadap gawai tanpa beristirahat.
Kecelakaan Kerja
Kelelahan akibat kerja lembur bisa menimbulkan kesulitan berkonsentrasi. Sehingga dalam jangka panjang, mampu menghambat kegiatan sehari-hari bahkan meningkatkan risiko kecelakaan kerja karena kurang fokus.
Penulis : Faydina Rizki (magang)
Editor : Intan Refa