Prostitusi di Malang, Didominasi Usia Anak?
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Himpitan ekonomi tidak jarang memaksa anak-anak usia belia harus ikut bekerja untuk ikut memenuhi kebutuhan keluarga. Salah satunya prostitusi. Kanit PPA Polres Kabupaten Malang Aiptu Erlehana BR Maha mengatakan pihaknya tengah menangani 11 kasus prostitusi yang melibatkan anak.
“Umumnya mereka memiliki latar belakang kondisi perekonomian keluarga kurang baik hingga broken home,” kata Erlehana.
Dia menambahkan bahwa umumnya anak-anak itu masuk ke dalam lembah prostitusi karena dijebak. Awalnya mereka dijanjikan untuk bekerja sebagai pelayan di warung kopi. Tapi mereka juga harus open BO oleh pemilik warung kopi.
Untuk menangani kasus ini, Erlehana mengacu pada Undang-undang Perlindungan Anak dan melakukan pendampingan. Sedangkan pemulihan secara psikologi, pihaknya menggandeng dinas sosial dan perlindungan anak dan perempuan.
“Untuk restitusi korban, Polres Malang bekerja sama dengan LPSK,” lanjutnya.
Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang Luluk Dwi Kumalasari memandang prostitusi yang menyasar anak-anak ini menjadi salah satu dampak negatif teknologi. Di samping juga tuntutan sosial dan ekonomi memaksa mereka mendapatkan penghasilan dengan cara instan.
“Anak-anak tentunya tidak bisa berfikir secara rasional, sehingga peranan orang tua sangat penting,” kata Luluk.
Sebagai karyawan, mereka juga tidak memiliki kuasa untuk menolak perintah dari pemilik usaha. Tidak hanya itu, tuntutan gaya hidup yang serba harus up to date seperti fashion dan gadget. Terkadang, mereka juga terpaksa open BO demi memenuhi kebutuhan sekolahnya sendiri atau adiknya, dan kebutuhan-kebutuhan mendesak lain yang butuh uang instan.
Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan. Jika tidak hati-hati, gonta-ganti dalam hubungan seksual di usia sedini itu dapat berisiko pada kesehatan. (WL)
Editor : Intan Refa