Petik Tirta Amerto, Awali Festival Kali Brantas Kedua
CITY GUIDE FM, KOTA BATU – Setelah sukses menggelar Festival Kali Brantas perdana pada tahun 2022 kemarin, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kota Malang kembali menggelar festival serupa. Gerakan kampanye pelestarian sungai Brantas melalui Festival Kali Brantas Kedua ini, diawali dengan kegiatan Petik Tirto Amerto. Ritual yang berlangsung pada Jumat Pon (21/7) di Titik Nol Sumber Brantas Kota Batu.
Titik Nol Sumber Brantas tepatnya di kawasan konservasi kebun raya mini Arboretum Sumber Brantas (ASB) yang dikembangkan oleh Perum Jasa Tirta I. ASB ini bertujuan untuk melestarikan mata air Sungai Brantas sebagai daerah resapan air.
“Kegiatan Petik Tirta Amerta kami awali dengan arak arakan yang membawa gentong dan bumbung bambu jalan. Mereka berjalan dari pintu masuk Arboretum menuju Titik Nol Sumber Brantas. Barisan pertama adalah penari Petik Tirta Amarta, pasangan pembuka jalan. Kemudian sesepuh pemangku adat pembawa sesajen, rombongan pembawa bumbung dan sesepuh kampung,” terang Ketua Pokdarwis Kota Malang Isa Wahyudi.
Baca juga :
Sesampainya di Titik Nol Sumber Brantas para penari berjalan menuju altar yang berada di atas sumber dan menari tari ritual Petik Tirta Amerto. Selanjutnya, para sesepuh dan pemangku adat berdoa di atas sumber dengan sesajen lengkap untuk menyampaikan hajat.
“Setelah itu satu persatu mengambil air mulai dari penari terlebih dahulu baru rombongan ibu-ibu yang membawa bumbung air,” lanjutnya.
Makna Petik Tirta Amerto
Lima gadis berbusana putih berselendang merah, hijau, biru, kuning dan hitam menarikan Tari Petik Tirta Amerto dengan lemah lembut. Seniman berjuluk Ki Demang itu menjelaskan bahwa penari berjumlah lima orang itu menandakan “sedulur papat lima pancer“. Secara simbolis bermakna empat arah penjuru mata angin yang berpusat pada manusia.
“Demikian pula Kali Brantas yang mengelilingi Gunung Kelud dan Gunung Arjuna ini melintasi 14 kota/kabupaten di Jawa Timur dari arah timur, lalu ke selatan, ke barat terus ke utara ke laut lepas Kali Mas Surabaya dan Kali Porong Sidoarjo,” papar Ki Demang.
Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Kota Batu Sunarto mengapresiasi bahwa warga Kota Malang berkenan mengambil air di Sumber Brantas.
“Petik Tirto Amerto ini memberikan pertanda upaya pelestarian air sekaligus memberikan sentuhan ruh dan senyawa agar manusia menyatu dengan alam. Mengingatkan akan kejernihan hati dan pikiran serta ketulusan bahwa kita harus menjaga air untuk kehidupan,” kata Sunarto.
Pada kesempatan ini, tampak hadir Dinas Pariwisata Kota Batu, Pamong Budaya Jawa Timur, Perempuan Bersanggul Nusantara, Komunitas Kebaya Indonesia Kabupaten Malang, Matra Nusantara, Kampung Budaya Polowijen, Kampung Satrio Turonggo Jati, dan sejumlah pegiat kesenian lain.
Setelah kegiatan ini, akan ada event Kenduren Kali Brantas di Kampung Keramik Dinoyo pada Minggu pagi (23/7), Larung Sesaji Labuh Kali Brantas di Kampung Grabah Penanggungan Minggu sore.
Editor : Intan Refa