KesehatanNews

Perbedaan Kurang Darah atau Anemia dengan Darah Rendah

ilustrasi anemia (freepik.com/jcomp)
ilustrasi anemia (freepik.com/jcomp)

CITY GUIDE FM – Kurang darah dan darah rendah memang memiliki gejala awal yang sama, yakni pusing, kulit pucat, dan tubuh lemas. Ini seringkali membuat keduanya tertukar, meski sebetulnya merupakan dua masalah kesehatan yang berbeda. Jadi, berikut perbedaan antara kurang darah atau anemia dengan darah rendah atau hipotensi :

Pengertian
Anemia terjadi saat tubuh kekurangan sel darah merah maupun zat besi. Kekurangan sel darah merah membuat kadar Hb (hemoglobin) menurun kurang dari 13,5 gram/dL pada pria dan kurang dari 12 gram/dL pada wanita. Sedangkan darah rendah atau hipotensi terjadi ketika tekanan darah dalam arteri lebih rendah dari angka normal, yakni di bawah 90/60 mmHG.

Tanda-tanda
Anemia bergejala gusi atau kuku pucat, tangan dan kaki dingin, serta nyeri dada. Sementara hipotensi, penderita bisa mengalami napas cepat dan pendek, sulit berkonsentrasi, penglihatan kabur, serta perubahan perilaku tidak biasa.

Penyebab
Penyebab anemia lebih kompleks, yakni gangguan pencernaan tertentu, penyakit kanker, penyakit ginjal, dan masalah kesehatan sumsum tulang. Kemudian bisa juga karena usia di atas 65 tahun atau riwayat keluarga. Namun penyebab hipotensi lebih umum, seperti kehamilan, dehidrasi, kurang nutrisi, alergi berat, gangguan jantung, dan konsumsi obat-obatan tertentu.

Cara Mengukur
Mengukur tekanan darah menggunakan metode stetoskop tradisional yang melibatkan dua angka, atas (sistolik) dan bawah (diastolik). Tekanan sistolik menunjukkan saat jantung memompa darah dan diastolik ketika jantung sedang istirahat. Kemudian pada anemia, pengukuran kadar Hb harus melalui pemeriksaan darah secara lengkap di laboratorium medis.

Pengobatan
Perbedaan kurang darah dengan darah rendah juga bisa kita ketahui dari metode pengobatannya. Pada anemia, penderita bisa minum suplemen, suntik vitamin, serta mengubah pola makan. Jika parah, dokter akan memberikan suntikan eritropoietin atau transfusi darah. Sedangkan untuk hipotensi, penderita perlu minum banyak air, mengonsumsi makanan penambah darah, dan obat darah rendah.

Penulis : Faydina Rizki (magang)

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x