Perayaan Imlek, Klenteng Eng An Kiong Kota Malang Kembali Terbuka Pasca Pandemi
CITY GUIDE FM, MALANG – Klenteng Eng An Kiong Kota Malang menyiapkan diri menyambut umat yang datang saat perayaan Imlek pada 22 Januari 2023 mendatang.
Untuk tahun ini, kegiatan peribadatan bisa didatangi oleh semua umat, berbeda dari tahun lalu yang masih dibatasi karena pandemi Covid-19.
Meskipun jumlah umat yang datang tidak dibatasi, namun pengurus klenteng membatasi waktu kunjungan yakni mulai pukul 16.00-21.00 WIB.
Berbeda dari tahun-tahun sebelum Covid-19, jadwal peribadatan bisa mencapai 12 jam, yakni mulai pukul 09.00-21.00 WIB. Kebijakan tersebut diambil karena saat ini ada kelonggaran dalam suasana pandemi.
Ketua Umum Yayasan Klenteng Eng An Kiong, Rudy Phan mengatakan, ini menjadi kali pertama pembukaan secara penuh dilakukan.
Pada saat pandemi, kegiatan ditutup total. Kegiatan di dalam klenteng hanya dilakukan oleh kalangan terbatas saat itu. Umat yang datang antara 40 sampai 50 orang.
“Ini pertama kalinya setelah dihentikan. Pada 2022 juga masih di kalangan sendiri,” ujarnya, Jumat (20/01/23).
Rudy menjelaskan, untuk perayaan Imlek tahun ini, pengurus Klenteng telah memasang sekitar 300 lampu lampion. Lampu-lampu lampion dipasang mulai depan hingga dalam klenteng.
“Kami pasang lampion sebagai simbol pencerahan. Ada sekitar 300-an lampion yang sudah terpasang,” tuturnya kepada reporter City Guide FM.
Lebih lanjut Rudy, rangkaian Imlek sudah dimulai sejak 15 Januari 2023. Umat melaksanakan kegiatan Sung Sien, yakni mengantarkan para dewa menuju khayangan untuk melaporkan apa yang telah dilakukan selama setahun di Bumi.
“Lalu dilanjutkan Hari Imlek pada 22 Januari 2023. Kami akan sembahyang bersama di sini, para umat datang. Hanya sembahyang saja. Pada tanggal 25 ada acara menjemput dewa yang dikirim ke langit tadi kembali ke Bumi,” tambahnya.
Puncak perayaan Imlek direncanakan pada 5 Februari 2023. Sejumlah tokoh agama juga direncanakan datang pada hari itu. Pengurus klenteng akan menyiapkan 2.500 longtong Cap Go Meh.
“Jumlahnya separoh dari tahun-tahun sebelumnya. Sebelum pandemi, kami bisa menyediakan sampai 5.000 porsi,” sebut dia.
Rudy juga menjelaskan akan ada pertunjukan wayang Potehi dan Barongsai pada perayaan Imlek 2023. Pertunjukan Barongsai akan dimulai pukul 7.00. Sedangkan pertunjukan Potehi akan dimulai pada 26 Januari hingga 23 Maret 2023.
“Akan dua sesi pertunjukan yang dimulai pukul 16.00 hingga 20.30 WIB. Wayang Potehi akan ditunjukan setiap hari,” kata Rudy.
Dalang Wayang Potehi berasal dari Gudo, Kebupaten Jombang. Rudy mengungkapkan kalau penonton wayang Potehi saat ini tidak seramai dahulu kala.
Meskipun tidak banyak yang menonton, namun pertunjukan tetap dilaksanakan setiap harinya. Hal itu tetap dilakukan karena pertunjukan wayang Potehi bagian dari tradisi yang tak terpisahkan dari Imlek.
“Pertunjukan Wayang Potehi itu ditunjukan untuk para dewa. Pertunjukan yang tidak bisa dilepaskan dari Imlek. Generasi muda jarang yang melihat. Meskipun tidak ada orang, tetap dilakukan,” jelasnya.
Rudy menerangkan, Imlek bisa dirayakan oleh siapapun, terlebih khusus warga Tionghoa di manapun berada. Tidak ada batasan latar belakang agama karena Imlek sejatinya merupakan tradisi kebudayaan.
“Imlek adalah peralihan musim gugur ke semi. orang-orang Tionghoa memiliki tradisi itu. Tradisi menyambut musim semi. Bunga-bunga cerah, kami harapkan dapat harapan baru. Kami juga merayakan Imlek meski latar belakang agamanya beda,” pungkasnya. (rep/ok)