Penetapan Tarif Angkot Menunggu Keputusan Pemkot Malang
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Sepekan pasca kenaikan harga BBM, para sopir angkot Kota Malang masih harap-harap cemas untuk menentukan tarif mereka. Para sopir ini khawatir jika ada kenaikan tarif angkot akan berdampak pada penghasilan mereka.
Isu itulah menjadi fokus bahasan Radio City Guide FM, dalam talkshow Idjen Talk bertajuk “BBM Naik, Bikin Pelaku Transportasi Jadi Tercekik”. Tiga narasumber hadir dalam gelar wicara tersebut, yaitu Wakil Ketua Organda Kota Malang Juniardi dan Associate Professor of Economic Education UM Agung Haryono.
Agung Haryono menyebutkan sektor transportasi menjadi salah satu sektor yang paling terdampak. Karena BBM menjadi komponen utama dan memakan 40 persen dari biaya operasional.
“Menyikapi kenaikan harga BBM, seharusnya pemerintah daerah bisa segera memberikan kepastian penentuan tarif angkutan kota. Karena hal ini juga bisa mempengaruhi pendapatan para sopir angkutan kota,” jelasnya.
Begitu pula dengan Juniardi. Dia mengatakan pasca seminggu kenaikan harga BBM, Organda masih menunggu keputusan resmi Pemkot Malang soal kenaikan tarif angkot. Ada beberapa indikator yang menjadi pertimbangan dalam penentuan tarif transportasi.
“Seperti harga BBM, angka inflasi yang berbeda setiap daerah, biaya perawatan kendaraan, dan harga suku cadang yang juga terpengaruh kenaikan harga BBM,” jelasnya.
Juniardi juga menyampaikan, pihaknya berharap ada bantuan dari pemerintah bagi sopir angkot maupun para siswa. (AN)
Editor : Intan Refa