Budaya dan PariwisataNews

Pemuda Kota Batu Kritisi Arah Pembangunan Wisata Lewat Buku


Eks jurnalis Tempo Rizki Dwi Putra mengutarakan kritikannya terhadap pariwisata Kota Batu. (Foto : Asrur Rodzi)
Eks jurnalis Tempo Rizki Dwi Putra mengutarakan kritikannya terhadap pariwisata Kota Batu. (Foto : Asrur Rodzi)

CITY GUIDE FM, KOTA BATU – Sejumlah anak muda Kota Batu baru saja melaunching buku Pemuda dan Pariwisata yang mengkritisi seperti apa arah sektor andalan daerah mereka. Beberapa narasumber yang hadir turut memberikan pandangan mereka terhadap pembangunan wisata di Kota Batu saat ini.

Dosen Antropologi Universitas Brawijaya Yayuk Windarti memandang pengembangan wisata di Kota Batu saat ini cenderung mengarah pada wisata massal.

“Bicara arah wisata Batu, mungkin arahnya pembentukan mass tourism ya, wisata masal. Orientasinya mendapatkan profit sebesar mungkin, ini juga yang membuat wisata gak berdampak atau memberdayakan masyarakat,” jelasnya.

Kondisi tersebut menurut jurnalis Rizki Dwi Putra juga terlalu artifisial. Dengan kata lain pembangunan selama ini belum mencerminkan budaya lokal.

“Sebagai kota wisata pasti akan berdampak. Entah itu sosial, karakter atau budaya yang akhirnya bagi saya identitasnya gak tampak. Karena kota wisata mencocokkan, mana yang mencocokan dengan nilai jual,” kata mantan wartawan Tempo ini.

Padahal keterlibatan masyarakat, khususnya pemuda dalam menyikapi dampak pembangunan wisata, termasuk dampak terhadap lingkungan sangat berperan penting.

“Dengan masifnya perkembangan wisata di Kota Batu beberapa titik permasalahan air sudah bermunculan. Kita sendiri bisa merasakan Kota Batu gak seasri kayak dulu,” tambahnya.

Pembicara lainnya Mukhlis Said melihat ada kecenderungan Pemerintah Kota Batu dalam membangun desa wisata hanya mengejar kunjungan wisata. Padahal menurutnya pengembangan pariwisata seharusnya berbasis budaya.

“Karena yang menghidupkan dan pariwisata berjangka panjang ya karena budayanya. Maka yang dimunculkan desa budaya bukan desa wisata. Makanya ada omongan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) jadi modar-wis,” kata penulis buku Clan X ini.

Reporter : Asrur Rodzi

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button