CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Dinas Kesehatan Kota Malang terus melacak persebaran kasus Tuberkulosis (TBC). Kepala Dinkes Kota Malang dr Husnul Muarif menyebut hingga September 2025 tercatat sekitar 1.300 penderita TBC telah ditemukan. Padahal, target penemuan kasus pada tahun ini mencapai 3.000 penderita.
“Target 3.000 itu sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM). Angka tersebut penting untuk mendukung eliminasi TBC nasional pada 2035. Semakin banyak kasus ditemukan, rantai penularan bisa semakin cepat diputus,” ujar Husnul.
Masih ada tantangan lain yaitu lamanya masa pengobatan. Pasien TBC umumnya harus menjalani terapi minimal 6 bulan tanpa putus. Bisa lebih lama jika tidak disiplin mengonsumsi obat.
“Kalau ada yang mangkir minum obat, pengobatan bisa bertambah sampai 9–10 bulan. Kondisi ini berisiko menimbulkan resistensi obat,” jelasnya.
Sejak tahun 2024, jumlah kasus penderita TBC di Kota Malang belum menunjukkan penurunan signifikan. Tahun lalu ditemukan sekitar 2.800 penderita. Hingga kini, kasus masih tersebar di lima kecamatan dengan jumlah pasien mencapai 1.700 orang.
“Karena TBC adalah penyakit infeksi melalui udara, pasien dan keluarga diminta menjaga etika batuk dan pola hidup sehat agar tidak menularkan ke orang lain,” tambah Husnul.
Program penanggulangan TBC ini merupakan prioritas nasional yang mendapat pantauan langsung pemerintah pusat.
“Setiap Selasa kami rapat koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk melaporkan progres daerah,” ungkap Husnul.
Ia menegaskan bahwa percepatan penemuan kasus menjadi kunci. Pasien yang menyelesaikan pengobatan hingga tuntas akan tercatat sebagai kesuksesan pengendalian TBC, sekaligus menekan risiko penularan di masyarakat.
Reporter: Heri Prasetyo
Editor: Intan Refa
