Menanggulangi Radikalisme dari Ruang Digital
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Beberapa waktu lalu, warga Desa Junrejo, Kota Batu dikagetkan penangkapan terduga teroris yang tergabung dalam Daulah Islamiyah yang terafiliasi dengan ISIS. Guru Besar Pascasarjana Universitas Islam Malang Prof Maskuri menjelaskan radikalisme menjadi bahasan serius di Indonesia.
Sebab, sasarannya adalah anak muda yang terbilang mudah terpengaruh. Prof Maskuri mengungkapkan sejumlah ciri radikalisme antara lain seperti tekstualis, eksklusif, kaku, fundamentalis dan bersemangat mengoreksi orang lain dengan kekerasan.
“Bahkan merasa memiliki musuh tapi tidak jelas identitasnya, sampai lebih senang memilih jalan peperangan dengan memakai isu-isu penegakan Islam,” kata Prof Maskuri.
Tidak hanya itu, golongan radikalisme biasanya suka mengkafirkan orang. Oleh karena itu, peran semua pihak itu sangat penting untuk menanggulangi radikalisme. Apalagi, media sosial cukup efektif dan mudah menyebarkan informasi, baik positif maupun negatif.
Indonesia sebagai negara yang masyarakatnya cukup melek sosial media, kerawanan radikalisme juga sangat besar. Eks Anggota HTI Zamroni Fauzan mengungkapkan kondisi seseorang yang tidak baik bisa mempengaruhi keinginan untuk lebih mengenal paham radikalisme.
“Maksudnya kondisi seperti keluarga yang tidak harmonis atau lingkungan yang tidak menerima. Sampai kondisi negara yang menurut mereka tidak sesuai dengan pahamnya,” kata Zamroni.
Zamroni menambahkan hal itu yang membuat seseorang mencari tempat lain untuk melampiaskan rasa kekecewaannya itu. Salah satunya mengikuti gerakan-gerakan yang bisa memberikan pemahaman radikalisme. (WL)
Editor : Intan Refa