Membaca Peluang Pasangan Ideal untuk Pilkada Malang
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Wakil Dekan II FISIP UB Imron Rozuli mengatakan penentuan pasangan calon yang maju di Pilkada Malang dari partai politik terlalu lama. Terlihat berbeda dengan calon dari independen yang sudah terlihat lebih awal.
“Kondisi ini membuat masyarakat terbatas untuk mengenal calon yang nantinya maju,” kata Imron.
Masyarakat butuh mengenali siapa calon yang tepat, yang memiliki jiwa leadership yang baik sekaligus enterpreneur. Menurutnya, ini impact dari karakteristik Kota Malang yang kompleks, mulai dari sosial, ekonomi dan budaya.
Di sisi lain, pemimpin Kota Malang nanti juga akan dihadapkan dengan sejumlah problem. Salah satunya fasilitas umum yang masih banyak perlu pembenahan. Dia berharap, wali kota Malang nanti dapat berintegrasi dengan kepala daerah di Kota Batu dan Kabupaten Malang.
Sementara itu Ketua DPD PSI Malang Achmad Faried menerangkan partai politik memang butuh rentetan koordinasi untuk menentukan dan merekomendasikan kandidat yang tepat. Maka dari itu, prosesnya memang sedikit lebih lama dari calon independen.
“Partai politik mengusahakan dapat mempresentasikan tokoh terbaiknya untuk masyarakat,” kata Faried.
Sedangkan dari kacamata akademisi, Dosen FISIP UMM Asep Nurjaman menjelaskan Kota Malang saat ini butuh pasangan pemimpin yang nasionalis dan religius.
“Yang paling penting sebenarnya pada kepalanya. Kalau wakil itu sebagai pelengkap. Jadi kalau kepalanya sudah memiliki background politik yang baik, maka bisa memilih wakil ketuanya dari background entrepreneur untuk mengcover modal,” kata Asep.
Orientasi kemenangan paling ideal partai politik memang tergantung pada seberapa pengaruh perannya di tengah masyarakat. Termasuk soal kepercayaan diri kandidat. (WL)
Editor : Intan Refa