Mayoritas Korban Pelecehan Seksual Enggan Speak Up
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Kasus kekerasan seksual di lingkungan kerja masih santer terdengar. Ibarat puncak gunung es, kekerasan seksual yang mengemuka di media hanya sebagian kecil saja. Di luar sana, masih banyak korban pelecehan seksual mengalami trauma karena tidak mampu mengungkapkan kasus yang menimpanya.
Topik tersebut dibahas tuntas dalam Idjen Talk bertajuk “Stop Pelecehan Seksual di Lingkungan Kerja”, bersama host Anisa Afisunani. Ada dua narasumber yang membahas tema tersebut, yaitu Psikolog sekaligus Dosen Fakultas Psikologi UMM Diah Karmiyati. Serta Kaprodi Sosiologi FISIP UMM Luluk Dwi Kumalasari.
Dalam kesempatan tersebut, Diah Karmiyati menyebutkan bentuk pelecehan seksual.
“Pelecehan seksual itu bentuknya seperti diskriminasi. Bisa muncul ketika ada perasaan yang tidak nyaman dan tertekan yang dialami seseorang. Perilaku pelecehan, juga tidak hanya pada kontak fisik saja, tapi juga dalam konteks perkataan juga bisa,” jelasnya.
Diah juga menyampaikan, dalam ranah dunia kerja biasanya yang sering terjadi adalah beberapa perkataan dari rekan kerja. Jika memang hal itu masih dalam tataran tidak menyakiti pihak lain, tidak menjadi masalah sampai masuk kategori pelecehan seksual.
Sementara itu, Luluk Dwi Kumalasari mengatakan sulitnya korban untuk speak up, menjadi salah satu faktor pelecehan seksual di lingkungan kerja terus terjadi. Dalam pikiran korban, ketika dia berusaha speak up maka sama saja untuk menyebarkan aibnya.
“Jadi nantinya akan ada stigma negatif dari lingkungannya, yang justru menjadi menambah pressure baginya berupa stereotip,” jelas Luluk.
Belum lagi, tidak semua orang memahami sampai mana konteks pelecehan seksual. Apalagi dalam pelecehan itu tidak hanya berupa fisik saja, tapi juga bisa verbal.
Oleh : WULAN INDRIYANI
Editor : Intan Refa