LifestyleNews

Lakukan Metode PATUT, Saat Menolong Korban Kecelakaan

ilustrasi resusitasi jantung paru atau RJP (freepik.com/rawpixel)
ilustrasi resusitasi jantung paru atau RJP (freepik.com/rawpixel)

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Kejadian kecelakaan di Kota Malang memang cukup sering terjadi, imbas dari peningkatan jumlah kendaraan dan kedisiplinan berkendara yang rendah. Nah, saat terjadi kecelakaan, umumnya orang sekitar merasa panik duluan saat ingin menolong korban.

Terkait hal itu, dosen Fakultas Kedokteran UMM dr Muhammad Gagas Sasongko memberikan beberapa menolong korban kecelakaan, dengan metode PATUT :

P : Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu.

A : Amankan korban dari gangguan dan bahaya di tempat kejadian.

T : Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat itu ada kecelakaan.

U : Usahakan menghubungi ambulans, dokter, rumah sakit atau pihak yang berwajib.

T: Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang tepat.

Baca juga :

“Tindakan pertolongan pertama kali adalah memastikan adanya respons. Caranya dengan menepuk atau mengguncang korban dengan hati-hati pada bahunya dan bertanya dengan keras,” jelasnya.

Kedua, memastikan apakah korban tidak bernapas atau bernapas tidak normal (gasping). Apabila korban tidak merespons dan tidak bernapas, atau bernapas tidak normal maka ada kemungkinan mengalami henti jantung. Ketiga, lakukanlah pijat jantung (RJP).

“Keempat, apabila terdapat pendarahan, maka penolong dapat menekan area yang luka dengan menggunakan kain atau tisu yang bersih untuk menghentikan perdarahan,” tambahnya.

Selain itu, apabila korban masih menggunakan helm, keluarkan helm korban dengan beberapa cara. Apabila helm berbentuk telur (egg shaped) maka tekniknya, menarik helm ke atas penolong dan ke samping untuk menghindari tersangkut di telinga.

Lalu apabila helm tersebut full face, maka tekniknya dengan melepas kaca terlebih dahulu. Kemudian mengangkat sisi bawah miring ke depan, lalu tarik dengan arah berlawanan dari gerakan pertama.

“Sangat penting menjaga ketenangan. Pertahankan stabilitas kepala untuk menjaga jalan nafas dan inline dari posisi. Jika memiliki penyangga leher maka sebaiknya gunakan itu,” pesannya.

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Radio



x