Idjen TalkNews

Krisis Keteladanan Pejabat Publik: Rakyat Mau Dibawa ke Mana?

Idjen Talk edisi 11 September 2025,”Krisis Keteladanan Pejabat Publik: Rakyat Mau Dibawa ke Mana?”

CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Belakangan ini masyarakat disuguhkan dengan aneka perilaku pejabat yang sayangnya malah menimbulkan rasa antipati terhadap mereka. Pakar Komunikasi dari Universitas Airlangga Suko Widodo menilai bahwa luasnya akses informasi dan meningkatnya kepekaan masyarakat, membuat ketimpangan antara pejabat publik dan rakyat semakin tampak jelas.

“Akibatnya, jarak sosial di antara keduanya melebar, bukan semakin dekat dan rasa kepercayaan mulai terkikis,” ungkapnya.

Akar persoalannya bukan hanya terletak pada individu pejabat, melainkan juga pada sistem sosial yang rapuh. Banyak pejabat publik yang gagal membatasi ruang privat dan ruang publiknya, sehingga menimbulkan ketegangan di mata masyarakat.

Lebih lanjut, Suko menekankan pentingnya kesadaran pejabat publik untuk kembali pada nilai-nilai dasar kepemimpinan. Mereka harus memahami posisinya merupakan amanah dari rakyat. Sehingga tanggung jawab moral dan sosial harus menjadi landasan utama dalam setiap tindakan.

Wakil Ketua II DPRD Kota Malang Trio Agus Purwono mengakui adanya tantangan komunikasi pejabat publik di tengah keterbukaan informasi yang semakin luas ini. Kemudahan akses membuat masyarakat semakin kritis, sehingga pejabat harus mampu menjaga sikap dan citra tetap rendah hati dan peka.

“Komunikasi pejabat tidak hanya soal menyampaikan kebijakan, tetapi juga soal cara berbicara dan bersikap di luar forum resmi. Karena hal itu turut membentuk citra dan kepercayaan publik,” terangnya.

Sikap yang tidak tepat di ruang sosial, bisa memicu salah paham dan memperlebar jarak dengan masyarakat. Kata Trio, pejabat publik harus mampu meresapi keresahan masyarakat dan siap mendengarkan aspirasi mereka. Dengan memanfaatkan berbagai kanal komunikasi yang tersedia, pejabat harus berusaha membangun hubungan yang lebih dekat dan responsif.

Begitu pula, Badan Pekerja Malang Corruption Watch Amnesti Sella juga melihat masyarakat makin cerdas dalam menilai pejabat publik dengan perhatian yang lebih tajam pada kualitas kebijakan dan dampaknya bagi warga.

“Akses informasi yang luas meningkatkan kemampuan kritis masyarakat untuk melihat secara lebih objektif. Namun, kami melihat masih ada rasa pesimis di kalangan masyarakat, terutama karena respon pejabat yang terlalu normatif terhadap berbagai keluhan,” jelasnya.

Sella menekankan penting bagi pejabat untuk lebih responsif dan menunjukkan empati nyata terhadap masyarakat. Karena menurutnya masih ada pejabat yang memandang rakyat itu sebagai bawahan. Padahal sikap saling menghormati harus jadi dasar interaksi, maka dialog dan kepercayaan publik bisa terbangun. (FARICHA UMAMI)

Editor: Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button