Konvergensi, Jadi Kunci Media Untuk Tetap Eksis Dalam Persaingan
Banyak peristiwa penting dalam media yang terjadi di 2022. Kalau sedikit flash back di era 1998, bahkan sebelum era tersebut, banyak media yang harus “tutup” dan mati karena di bredel. Bisa karena terlalu “berani” atau selalu “berseberangan” dengan pemerintah. Faktor politik menjadi kata kuncinya. Setelah era tersebut, ketika demokrasi bebas, banyak media yang “mati” Karena persaingan. Ini yang dikatakan Suko Widodo – Pakar Komunikasi & Pengamat Media, dalam perspektif Media Outlook 2023, Sabtu (31/12/2023).
Dan masuk akhir tahun ini, ada beberapa media cetak yang juga harus “pamit”, mengundurkan diri dari pembacanya. Seperti yang juga terjadi di dunia, beberapa media cetak juga sudah mendahului untuk pamit. Menurut Suko Widodo, ada beberapa faktor penyebab perubahan tersebut. Diawali oleh Teknologi, Regulasi dan Persaingan.
Selain itu, di era teknologi sekarang ini, banyak tumbuh media yang kecil – kecil, tetapi pada realitanya kemudian cukup “mengganggu” pada media – media besar (Mainstream).
Tetapi kalau kemudian muncul pertanyaan, apakah media pada waktunya nanti akan mati atau hilang?Jawabanya menurut Suko Widodo, tidak akan. Media massa akan terus ada.Tetapi tentunya akan hadir dengan penyesuaian format atau berbasis digital. Dan tahun 2022, adalah puncak dimana media sudah bergeser ke generasi ke 3. Atau dari cetak ke broadcast dan sekarang online. Untuk tetap bertahan, menurut Suko Widodo, kuncinya adalah Konvergensi.
Tantangan terbesar di 2023 untuk media, adalah Quality atau kualitas jurnalisme. Media yang dikelola dengan baik, profesional, kolaboratif dengan platform digital/online yang dipastikan akan bisa bertahan dan berkembang di 2023. Media yang tidak segera melakukan upgrade di manajemen SDM dan Manajemen Teknologi, akan cepat tergulung. (adm)