CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Tantangan kemajuan sektor perekonomian di Kota Malang tampaknya belum diiringi dengan pengelolaan sampah yang baik. Terbukti, masih ada sejumlah titik tempat pembuangan sampah liar yang bahkan sampai sengaja membuang sampah ke sungai di Kota Malang.
Inilah yang menurut Ketua Departemen Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Runi Asmaranto, menjadi faktor pencemaran sungai di Malang. Itu imbas dari peningkatan jumlah penduduk dan UMKM yang tidak memiliki sistem pengolahan sampah sendiri.
“Peningkatan alih fungsi lahan juga meningkatkan pencemaran air sungai dan mempengaruhi tingginya sedimen,” kata Runi dalam Idjen Talk.
Menurutnya, pencemaran ini akan terus terjadi selama masyarakat masih apatis, tidak mengindahkan aturan dan rendahnya peran warga dalam mengelola lingkungan. Sementara itu, Analis Pembiayaan Infrastruktur Ahli Muda Dinas PUPRPKP Kota Malang Yocky Agus Firmanda mengatakan telah menjalan strategi mengatasi pencemaran.
“Strategi jangka pendek, kami aktif melakukan pengangkutan sedimen sungai untuk normalisasi saluran drainase dan irigasi,” kata Yocky.
Sedangkan strategi jangka menengah, fokus pada pembangunan dan penambahan sumur resapan. Serta pada strategi jangka panjang adalah membangun bozem sebagai langkah antisipasi banjir dan memaksimalkan masterplan drainase.
Atas dasar itu, Guru Besar Hidrologi Universitas Brawijaya Prof Dr Lily Montacih Limantara MSc menggerakkan sejumlah komunitas, relawan, mahasiswa untuk membersihkan sungai di Tunggulwulung. Sebanyak lebih dari 300 mahasiswa terjun bersih-bersih sekaligus mengedukasi masyarakat setempat.
“Pasca satu minggu setelah pembersihan, mahasiswa akan mengedukasi warga agar tidak buang sampah ke sungai lagi,” terang Prof Lily. (YOLANDA)
Editor : Intan Refa
