Jika PSEL Terwujud, Kota Batu Bakal Pasok 50 Ton Sampah ke TPA Supit Urang

CITY GUIDE FM, KOTA BATU – Pada Agustus lalu, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menginstruksikan kepada kepala daerah di Malang Raya untuk membahas percepatan aglomerasi sampah. Caranya adalah dengan Proyek Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL), di mana Malang Raya menjadi pilot project-nya.
Saat ini, TPA Supit Urang mampu menampung sekitar 700 ton sampah per hari dari Kota Malang. Agar teknologi waste to energy dapat beroperasi secara efisien, minimal perlu 1.000 ton sampah per hari. Karena itu, tambahan pasokan dari Kota Batu dan Kabupaten Malang menjadi kunci agar PSEL bisa berjalan sesuai rencana.
Maka, pemerintah Kota Batu berencana mengirim pasokan sampah ke PSEL di TPA Supit Urang, Kota Malang. Rencananya, sekitar Kota Batu akan memasok 30-50 ton sampah per hari ke TPA tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu Dian Fachroni menjelaskan bahwa volume sampah tersebut akan diambil dari residu sampah di TPA Tlekung. Hingga saat ini, TPA Tlekung menampung sampah dari 21 ruas jalan utama di Kota Batu.
“Keseharian yang kami lakukan sebenarnya one day process, yaitu mengolah sekitar 37 ton per hari melalui insinerator. Artinya, PSEL ini menggunakan teknologi termal, sehingga ke depan penggunaan insinerator bisa kita kurangi. Biaya operasional insinerator memang relatif mahal,” jelas Dian.
Selain dari ruas jalan utama, Pemkot Batu juga berencana mengirim residu sampah dari hotel, kafe, dan restoran ke PSEL Supit Urang. Jika proyek ini terealisasi, maka seluruh sampah Kota Batu dapat terolah dengan tuntas. Karena kabar terakhir proyek ini masih berada di tataran kajian akademis.
“Nah, kemudian ada yang belum terkelola, kurang lebih 10-15 ton per hari dari pelaku usaha. Itu yang rencananya akan diselesaikan oleh program PSEL ini. Artinya, komitmen kami dalam satu-dua tahun ke depan adalah memastikan 100 persen sampah di Kota Batu bisa dikelola,” tambah Dian.
Reporter: Asrur Rodzi
Editor: Intan Refa