Ini Tantangan Besar Industri Hasil Tembakau Kabupaten Malang
CITY GUIDE FM, KABUPATEN MALANG – Industri Hasil Tembakau (IHT) di Kabupaten Malang memang tengah naik daun saat ini. Itu terlihat dari semakin luasnya areal perkebunan tembakau dan masifnya bantuan dari pemerintah bagi petani. Kendati demikian, para pengusaha industri hasil tembakau ini menghadapi sejumlah tantangan besar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang Nur Fuad Fauzi menjelaskan ada dua tantangan utama, yaitu keterbatasan tenaga kerja dan persaingan industri. Kondisi ini tentu memaksa manajemen perusahaan untuk mengatur strategi.
Untuk itu, pihaknya menggelar Pelatihan Manajemen Perusahaan bagi Industri Hasil Tembakau (IHT), Selasa (19/11/2024) dengan menggunakan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Pelatihan ini fokus pada peningkatan pengelolaan sumber daya manusia, terutama di tengah minimnya tenaga kerja serta optimalisasi kapasitas pabrik.
“Kita ingin industri hasil tembakau ini memahami bagaimana sebenarnya mengelola SDM dengan baik. Oleh karena itu, kita datangkan narasumber yang kompeten dalam bidang pengelolaan industri rokok,” kata Fuad.
Dengan tantangan itu, dia berharap pelatihan ini, perusahaan dapat memenuhi target produksi dengan sumber daya yang minimal. Sementara itu, Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan Ahli Muda Rizki Nur Hantama menambahkan problem tenaga kerja ini erat kaitannya dengan sistem upah buruh borongan.
“Saat produksi meningkat, jumlah pekerja akan meningkat. Sebaliknya, ketika produksi menurun maka jumlah tenaga kerja akan berkurang. Bahkan jam kerja semakin singkat,” kata Rizki.
Apalagi produksi rokok sigaret kretek tangan (SKT) belakangan ini mengalami penurunan yang berimbas pada pengurangan tenaga dan jam kerja.
“Beberapa pabrik bahkan hanya beroperasi setengah hari atau meliburkan karyawannya selama satu minggu,” lanjutnya.
Dia berharap, pelatihan ini dapat memberikan insight baru mengatasi tantangan bagi industri tembakau dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja tanpa mengurangi kualitas.
Reporter : Dwi Putri SA
Editor : Intan Refa