Ini Kendala Rencana Pembangunan Fly Over Jurang Susuh
CITY GUIDE FM, KOTA BATU – Proposal pembangunan fly over Jurang Susuh telah diajukan kepada Presiden RI Joko Widodo dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada Kamis (14/12). Kabid Bina Marga Dinas PUPR Kota Batu Eko Setiawan mengatakan pihaknya menghadapi sejumlah kendala.
Pertama, soal anggaran. Pada perencanaan detail engineering design (DED) yang masih proses, membutuhkan anggaran Rp 1 miliar.
“Sedangkan, kami masih belum ada dana untuk mengarah ke sana,” jelas Eko.
Kedua, estimasi biaya pembangunan. Dalam proposal itu, fly over Jurang Susuh akan membentang sepanjang 200 meter, lebar 7 meter yang membutuhkan dana Rp 56 miliar. Mulai dari gapura sampai jalan menanjak ke arah Tawangargo.
Namun, semua berubah saat Dinas PUPR Kota Batu melakukan survei bersama Tim Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN).
“Ternyata panjangnya setidaknya 250-300 meter, tentu butuh biaya yang lebih besar lagi. Lalu elemen horizontal yang juga harus dipertimbangkan, kaitannya dengan pembebasan lahan. Ini belum masuk dalam proposal,” lanjut Eko.
Ketiga, jangka waktu. Menurut Tim P2JN, durasi pembangunan jembatan yang masuk dalam Inpres Jalan Daerah (IJD) maksimal 8 bulan. Plus pengadaan dan lelang selama dua bulan, sehingga totalnya adalah 10 bulan.
“Sedangkan, kami lebih dari itu. Mulai dari perencanaan saja empat bulan, pengadaan dan lelang dua bulan hingga pembangunan selama delapan bulan. Totalnya sudah 14 bulan,” katanya.
Keempat, status kepemilikan. Saat Eko menanyakan status kepemilikan Jembatan Jurang Susuh, pemerintah Kabupaten Malang mengakui bahwa jembatan itu adalah aset miliknya.
“Tapi saat saya minta SK ternyata mereka tidak punya. Jika Pemkab Malang tidak bisa memberikan SK, tidak masalah jika jembatan itu menjadi milik Pemkot Batu. Kita saja yang rawat tidak masalah,” ungkapnya.
Saat ini pihaknya masih menyusun draft sebagai panduan bagi konsultan untuk desain fly over-nya nanti. Sejumlah alternatif rangka jembatan dia tawarkan, mulai dari jembatan beton, komposit, besi dan seterusnya.
Reporter : Intan Refa