NewsPemerintahan

IJTI Gelar Diskusi Jurnalisme Positif Menuju Pemilu Damai

diskusi Jurnalisme Positif Menuju Pemilu Damai (foto : Intan Refa)
diskusi Jurnalisme Positif Menuju Pemilu Damai (foto : Intan Refa)

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) menyelenggarakan diskusi “Jurnalisme Positif Menuju Pemilu Damai“, Selasa (19/12). Karena media massa memiliki peran yang krusial dalam menumbuhkan iklim pemilu yang hangat dan menenangkan.

Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat yang hadir dalam kesempatan itu, berpesan agar ada sinergi kuat antara jurnalis dan Pemkot Malang. Khususnya untuk menyajikan berita yang positif.

“Karena masyarakat sulit sekali memfilter pemberitaan hoax. Sehingga harapannya kegiatan ini dapat menghasilkan sesuatu yang baik untuk masyarakat,” jelas Wahyu.

Kegiatan diskusi ini, dihadiri oleh sejumlah mahasiswa untuk membekali dan mengedukasi soal kerawanan pemilu nanti. Komisioner KPU Kota Malang Mohammad Toyyib menegaskan kepada peserta pemilu agar mencerdaskan masyarakat saat hendak mencari dukungan. Begitu pula dengan media massa, juga sangat penting menjaga atmosfir pemilu damai.

“Jika ada indikasi kecurangan, silakan media ungkap dengan fakta. Sehingga posisi media ini mengukur mana fakta dan mana hoax, lewat verifikasi,” jelas Toyyib.

Bagaimanapun juga informasi hoax maupun ujaran kebencian itu terus mengalir selama menjelang pemilu ini. Maka pihaknya rutin melakukan pendidikan politik di kampus dan keterbukaan data di media sosial. Dan yang terpenting adalah, mengimbau agar mahasiswa ini memaksimalkan hak pilihnya nanti.

“Dari 300 ribu mahasiswa, kita harus memilih dan memilah mahasiswa Jatim. Kita mendorong mereka agar memilih di tempat asal, karena kalau melakukan pindah pilih akan kehilangan 1-4 hak suara,” lanjutnya.

Di sisi lain, Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Bhudi Hermanto melihat sejauh ini, Kota Malang masih kondusif soal pemberitaan pemilu. Media juga harus memberikan pemberitaan yang benar sehingga tidak menggiring opini masyarakat ke dalam info yang salah.

“Apalagi masyarakat dan pemilih pemula sangat mudah mengakses segala macam informasi. Untuk itu kita petakan kerawanan dan memperkuat masing-masing polsek. Selain itu, kami juga memperhatikan daya tahan fisik personil. Berkaca pada tahun 2019 lalu, di mana linmas begitu bersemangat menghias TPS. Imbasnya mereka kurang istirahat dan ambruk,” kata Bhudi.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Kota Malang Muhammad Arifudin mengatakan lebih mengutamakan pencegahan ketimbang penindakan, soal pelanggaran pemilu. Pihaknya mengaku sudah menerima sejumlah aduan. Mulai dari alat peraga kampanye (APK) hingga kampanye terselubung.

“Kami berikan sosialisasi kepada masing-masing partai. Kita berikan stiker APK yang melanggar. Lalu berkoordinasi dengan Satpol PP untuk penertiban,” kata Arif.

Menurutnya, saat ini masyarakat sudah banyak yang berani unjuk identitas saat melaporkan pelanggaran. Ini membuat timnya dapat dengan mudah melakukan penelusuran dan mengatasi aduan tersebut.

Editor : Intan Refa

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button