HUT Kota Batu, Simalakama Wisata dan Masa Depan Pertanian
CITY GUIDE FM, IDJEN TALK – Di HUT Kota Batu yang ke 22 tahun ini, masih banyak problem sosial dan ekonomi yang perlu mendapat perhatian. Salah satunya adalah pariwisata dan pertanian, dua sektor penopang perekonomian Kota Batu.
Dalam Idjen Talk bertajuk “HUT Batu, Simalakama Wisata dan Masa Depan Pertanian”, Kabid Penyuluhan Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu Ayun Richana mengatakan masalah utama sektor pertanian Kota Batu adalah minat generasi muda yang tidak lagi di sektor ini.
“Pemerintah Kota Batu mengupayakan untuk bisa mempertahankan pertanian pangan dalam waktu paling tidak 20 tahun ke depan,” kata Ayun.
Baca juga :
Selain itu, masalah cuaca ekstrem juga mengakibatkan produksi komoditas turun, apalagi komoditas apel. Penyuluh Pertanian Ahli Muda Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu Sri Wahyuni menambahkan pada tahun 2010 lahan sawah di Kota Batu mencapai 2,5 ribu hektar. Mirisnya, sekarang semakin menyusut hingga hanya tersisa 1.700 hektar.
“Dinas pertanian sekarang membuat sebuah aplikasi yang mampu mendata, terkait sawah yang dilindungi di Kota Batu,” kata Sri.
Di samping terus mengupayakan untuk menggali potensi dari generasi muda agar mau masuk ke sektor pertanian. Di sisi lain, Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian UB Sujarwo menjelaskan tanah subur di Kota Batu itu sebenarnya salah satu anugerah yang harus tetap terjaga.
“Saatnya para petani untuk bergabung dalam kelembagaan dan saling membentuk kepercayaan untuk sama-sama bangkit, mewujudkan sektor pertanian semakin baik,” kata Sujarwo.
Masalahnya, banyak orang yang banting setir tidak lagi di sektor pertanian, karena berfikir soal opportunity cost atau peluang menghasilkan profit. Di samping pemerintah sedang mengupayakan untuk mempertahankan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Tapi banyak juga lahan yang beralih untuk kebutuhan dan keuntungan lain. (WL)
Editor : Intan Refa
Simak juga tema Idjen Talk lain :