
CITY GUIDE FM, KOTA BATU — Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto mengklaim angka stunting di Kota Batu berhasil turun signifikan. Berdasarkan data hingga September 2025, prevalensi stunting berhasil ditekan menjadi 10 persen dari 24,3 persen pada tahun 2023.
Heli menyebut keberhasilan ini merupakan hasil kerja bersama antara kader posyandu, dinas kesehatan, serta seluruh unsur pemerintahan hingga tingkat desa. Ia menilai capaian tersebut menjadi bukti nyata semangat gotong royong masyarakat Batu dalam meningkatkan kesehatan warganya.
“Penurunan angka stunting ini tidak lepas dari peran besar ibu-ibu kader posyandu dan seluruh stakeholder di Kota Batu. Ini menunjukkan keseriusan kita dalam menangani masalah stunting secara menyeluruh,” ujarnya.
Meski mengalami penurunan signifikan secara persentase, data menunjukkan jumlah anak yang tercatat mengalami stunting masih berkisar di angka ribuan anak per bulan. Rinciannya antara lain Januari tercatat 1.112 anak, Februari 1.120 anak, Maret 1.098 anak, April 1.094 anak, Mei 1.110 anak, Juni 1.099 anak, Juli 1.101 anak, Agustus 1.085 anak, dan September 1.099 anak.
Heli menegaskan penanganan stunting tidak hanya berkaitan dengan ketersediaan makanan bergizi. Tetapi juga faktor lingkungan seperti kebersihan air, udara, dan kondisi tempat tinggal warga. Pemerintah Kota Batu juga telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah pemerintah daerah lain untuk memperkuat komitmen nasional dalam menurunkan angka stunting.
“Udara kita bagus, air bersih juga cukup. Tantangannya sekarang adalah pola hidup dan lingkungan masyarakat yang masih perlu diperbaiki,” tambahnya.
Selain memperkuat pemenuhan gizi anak, Pemkot Batu juga mendorong posyandu menjadi pusat pelayanan dasar masyarakat yang terintegrasi lintas sektor. Kini, pengelolaan Posyandu tidak hanya menjadi tanggung jawab dinas kesehatan, tetapi juga melibatkan dinas pendidikan, perumahan, dan sosial.
“Kalau sekarang ada jalan yang rusak atau rumah warga yang tidak layak, itu juga bisa berpengaruh pada kondisi anak. Silakan kader dan masyarakat berkoordinasi dengan pemerintah desa dan dinas terkait agar masalah itu bisa segera teratasi,” tutupnya.
Reporter: Asrur Rodzi
Editor: Intan Refa




