Harga Telur Kota Malang Ikut Terkerek Imbas Kenaikan Harga Pakan

CITY GUIDE FM, KOTA MALANG – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malag Slamet Husnan Hariyadi mengatakan kenaikan harga telur di Kota Malang dalam beberapa pekan terakhir adalah akibat naiknya harga komponen pakan ternak. Khususnya jagung.
Kata Husnan, pasokan telur dari peternak baik di dalam maupun luar Kota Malang dalam kondisi stabil. Hanya saja, ada peningkatan permintaan dari sektor kuliner yang tengah ramai oleh kunjungan wisatawan.
“Namun permintaan naik. Biasanya seperti kita ketahui, Jumat sore, Sabtu, Minggu, banyak sekali kunjungan wisata, baik domestik maupun mancanegara. Nah, ini kuliner-kuliner yang ada di Kota Malang permintaan akan telur meningkat,” jelas Slamet.
Akibatnya, permintaan jauh lebih tinggi daripada pasokan yang memicu kenaikan harga.
“Kalau di BPS itu kan karena jagung naik, harga telur ikut naik juga. Itu juga salah satu faktor penyebabnya adalah harga jagung,” tambahnya.
Untuk mengatasi tekanan biaya pada peternak, Pemerintah Kota Malang telah mengambil langkah antisipasi. Melalui Dinas Ketahanan Pangan Pertanian Provinsi, pihaknya mengajukan usulan pengadaan jagung program Stabilisasi Harga Bahan Pakan (SPHP) khusus untuk peternak ayam petelur.
“Dan sudah kita usulkan sebanyak 20 ton untuk peternak ayam petelur yang ada di Kota Malang,” ujar Slamet.
Harapannya, pengajuan jagung untuk peternak ini dapat meringankan beban biaya peternak. Jagung dengan skema SPHP biasanya dijual dengan harga yang lebih murah karena bersubsidi. Slamet memperkirakan, selisih harganya bisa mencapai Rp2.500 per kilogram dari harga pasaran. Sementara itu, dari sisi produksi ayam petelur di Kota Malang masih relatif terkendali untuk saat ini.
“Minggu kemarin saya sempat berkunjung ke tiga kandang ternak ayam kampung yang ada di Kota Malang. Menurut informasi, masih kondisi stabil,” katanya.
Reporter: Heri Prasetyo
Editor: Intan Refa